"Neraca pembayaran menjadi fokus. Kita alami defisit CAD yang US$ 17 juta dolar," katanya dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Dia bilang, transaksi modal dan finansial yang kerap digunakan untuk membiayai CAD masih cukup. Kenaikan suku bunga dan policy Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan capital outflow akan senantiasa diantisipasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan per kuartal III 2018 melebar menjadi US$ 8,8 miliar atau setara dengan 3,37% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, pada kuartal sebelumnya hanya US$ 8 miliar atau 3,02% terhadap PDB.
Realisasi tersebut membuat neraca pembayaran Indonesia per kuartal III 2018 membengkak menjadi US$ 4,4 miliar. Padahal, pada kuartal II 2018 masih di posisi US$ 4,3 miliar.