Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan dalam menghitung angka kemiskinan BPS menggunakan metodologi yang mengacu pada standar internasional. Dia menyebutkan angka kemiskinan single digit yakni 9,82% di pemerintahan saat ini adalah yang pertama kalinya.
"Kita juga sudah sampaikan alasannya, sekarang kan bansos lancar, banyak juga program lainnya yang berjalan baik," kata Suhariyanto dalam acara workshop di Aston Hotel & Resort Bogor, Sabtu (24/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi harusnya lebih utuh, tidak hanya 9,82%nya tapi juga dilihat kenapa bisa turun ke 9,82%, tapi BPS tetap objektif tidak memihak ke satu pihak. Kalau ada 'gorengan' (data) di tahun politik wajarlah. Semua akan menggunakan data untuk kepentingan masing-masing tapi BPS tetap independen," ujarnya.
Dia juga menanggapi pihak yang membandingkan data kemiskinan BPS dan data Bank Dunia. Menurut Suhariyanto Bank Dunia juga memakai data mentah ekonomi Indonesia dari data BPS.
"Data kemiskinannya juga yang mentahnya mereka ambil dari BPS. Hanya dia garis kemiskinannya menggunakan US$ 1,9 karena tujuan dia membandingkan Indonesia dengan negara lain, tapi kalau World Bank mau menganalisis kemiskinan di Indonesia dia pakai data BPS," jelas dia. (kil/hns)