"Pada 2045 Indonesia akan menjadi negara maju ditopang oleh bonus demografi, usia produktif, urbanisasi, jumlah kelas menengah, dan sektor jasa yang lebih produktif," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara, dalam acara Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Nusa Dua, Bali Jumat (7/12/2018).
Meski diprediksi menjadi negara maju, Indonesia masih membutuhkan pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia, teknologi, perencanaan wilayah, sumber daya ekonomi dan keuangan, stabilitas makro dan politik, serta kepastian hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan saat ini Indonesia telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan di atas 5% dengan kualitas pertumbuhan yang semakin membaik.
"Ini masih bisa tampak turunnya kemiskinan, rasio gini, dan pengangguran," kata dia.
Namun, masih terdapat sejumlah tantangan antara lain gejala deindustrialisasi, ketergantungan pada komoditas, industri yang terkonsentrasi di Jawa, masalah kualitas tenaga kerja, dan kemampuan adaptasi teknologi.
Baca juga: Sri Mulyani: Gimana Weekend Anda? |
Sementara itu untuk menjadi negara maju tentu negara tersebut masuk pada kategori high income atau berpendapatan tinggi.
Pakar Ekonomi dari Universitas Korea Jong-Wha Lee menjelaskan, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi pertumbuhan berkelanjutan yang memungkinkan ekonomi berpendapatan menengah meningkat ke ekonomi berpendapatan tinggi.
"Berdasarkan pengalaman Korea bahwa peningkatan sumber daya manusia dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia yang memiliki tingkat keterampilan dan pendidikan yang lebih baik digabungkan dengan inovasi teknologi yang terus menerus membantu Korea dalam meningkatkan rantai nilai," jelas dia. (dna/dna)