Pengusaha Pakan Ternak Kurangi Jagung Gara-gara Harga Tinggi

Jakarta - Pengusaha pakan ternak mengurangi pemakaian jagung untuk bahan baku. Ini karena harga jagung yang masih tinggi.

Vice President Charoen Pokphand Indonesia Desianto Budi mengatakan pengurangan jagung untuk bahan baku pakan ternak sudah dilakukan sejak awal tahun. Langkah ini dilakukan seiring harga jagung yang naik dari Rp 3.500/kilogram (kg) menjadi Rp 6.000/kg

"Sejak awal tahun kita kurangi pemakaian jagung dalam pakan ternak. Itu sejak awal tahun kan harga sudah naik sekarang sudah Rp 6.000-an," jelas Desianto ditemui dalam acara Outlook Agrobisnis di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Baca juga: Benih Jagung Hibrida Rp 8,7 Miliar Disalurkan ke Sidrap

Dia menjelaskan pengurangan jagung tersebut sebesar 35-40%. Sebelumnya jagung digunakan s 50% dalam pakan ternak.

"Pemakaian terbatas mungkin 35% sampai 40%. Biasanya itu 50% kita pakai," ujarnya.

Baca juga: Lewat Program Serasi Kementan, Periode Tanam Jadi Tiga Kali Setahun

Sebagai pengganti jagung, Charoen Pokphand menggunakan bahan baku karbohidrat lain seperti singkong hingga umbi-umbian.

"Ya singkong, umbi-umbi-an, karbohidrat bagi sumber energi lah," terangnya.

Sementara itu, pihaknya mengaku akan menggunakan kembali komposisi jagung sebanyak 50% bila pasokan dan harga telah kembali normal.

"Tergantung suplai, kalau available dia akan ditarik komputer otomatis. Tapi kalau harga tinggi kita atur ya 35% sampai 40%," tutup dia. (hns/hns)