Kepala BPTJ Bambang Prihantono mengungkapkan kebutuhan pembiayaan ini tak hanya dari pemerintah pusat.
"Kami hitung kebutuhan investasi Rp 600 triliun untuk eksekusi. Investasi itu bukan hanya kewenangan pemerintah pusat tapi juga di Pemda di luar Kementerian PU, misalnya jalan tol," kata Bambang seperti dikutip dari Antara, Sabtu (15/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan kecepatan rata-rata menjadi 30-40 km per jam dari 12 km per jam. Dan perpindahan moda tidak lebih dari tiga kali hingga pengadaan bus tambahan sebanyak 1000 unit.
Direktur Prasarana BPTJ Heru Wisnu mengatakan, akan dilakukan pembiayaan kreatif untuk mewujudkan RITJ. Misalnya menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atau pembiayaan investasi non anggaran pemerintah (Pina).
Heru menyebut proyek yang dikerjasamakan adalah TOD Poris-Plawad serta MRT East-West.
"Salah satu pembiayaan KPBU adalah MRT East-West, di dalam RITJ juga kita luaskan 54 TOD sekitar Rp 150 triliun," imbuh dia.