Namun sayang, menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Leopold Halim, masuknya impor itu belum berdampak pada penurunan harga jagung. Dia bilang yang mempengaruhi penurunan harga jagung sejatinya adalah panen lokal.
Bila sudah terjadi panen di dalam negeri, maka dipastikan harga jagung baru bisa menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia menjelaskan angka impor sebanyak 100 ribu ton saja sedikit bila dibandingkan dengan kebutuhan. Sehingga tidak bisa mempengaruhi penurunan harga jagung.
Pasalnya, dalam sehari kebutuhan jagung untuk pakan ternak secara nasional sebesar 7.000 ton.
"Impor 100 ribu ton itu sedikit, malah yang baru masuk ini saja 70 ribu ton. Kebutuhan kita kan satu hari di angka (Rp) 7 ribu," jelanya.
Sebagai informasi, keputusan impor dilakukan untuk menekan harga jagung yang terus melonjak. Sebab saat ini pasokan jagung menipis seiring memasuki masa tanam. Namun, kata Atung, harga jagung saat ini masih berada di kisaran Rp 6.000-6.100 per kg.
Baca juga: Peternak Mulai Dapat Pasokan Jagung |
Tonton juga 'Mentan: 2045 Indonesia Lumbung Pangan Dunia":
(fdl/fdl)