Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan Indonesia paling banyak melakukan impor dari China. Nilai impor Indonesia dari Negeri Tirai Bambu pada November mencapai Rp 1 triliun lebih.
"Berdasarkan negara asal China pada November mencatatkan impor paling besar yakni US$ 70,4 juta (Rp 1,02 T, kurs Rp 14.500), kedua Britania Raya sebesar US$ 43,5 juta dan Uni Emirat Arab US$ 36,3 juta," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (17/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhariyanto menjelaskan memang angka impor ini mengalami penurunan seperti barang konsumsi antara lain produk buah-buahan misalnya Anggur China, jeruk mandarin hingga buah pear. Sementara untuk bahan baku juga mengalami penurunan seperti kedelai, gandum, potasium floride.
"Barang modal juga turun 5,92% seperti gasoline engine dan beberapa mesin-mesin lainnya," imbuh dia.
Berdasarkan penggunaan barang periode Januari hingga November 2018 untuk bahan baku penolong tercatat naik 21,44% atau US$ 130,35 juga. Kemudian barang modal naik 24,80% atau US$ 27,27 juta dan barang konsumsi naik 23,72% US$ 15,71 juta.
Tonton juga 'Pemerintah Naikkan Pajak Barang Impor, Sandi: Sudah Diprediksi':
(kil/fdl)