"Pada dasarnya kami sepakat dengan pemerintah bahwa target itu harus jelas dan dicapai. masalah nanti di lapangan kurang tercapai karena faktor tikus atau faktor alam, itu kan kondisi alam. Tapi kalau berbicara tahun ini saya yakin tercapai," kata Salahudin, Senin (17/12/2018).
Solahudin mengatakan, banyak pihak yang mengeluarkan pendapat namun minim pengetahuan. Menurut dia, tidak banyak orang yang mengetahui pemikiran Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman soal target yang ingin dicapai pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karenanya, dia meminta semua pihak berpikir dewasa dan duduk bersama untuk membicarakan semua persoalan yang ada. Adapun terkait banyak kritik yang masih dilontarkan beberapa pihak, sebaiknya pemerintah fokus menjalankan program sesuai dengan motto Presiden Jokowi : Kerja, Kerja, Kerja.
"Jadi, kritik itu tidak harus dibalas kritik. Justru yang diperlukan pemerintah saat ini bekerja sesuai data yang ada, data yang dibuat patokan BPS dan melihat capaiannya di akhir tahun. Kerja Kerja dan Kerja saja sesuai dengan motto pak Jokowi," katanya.
Menurut Solahudin, keberhasilan dan pencapaian pemerintah bisa dilihat melalui luasan pertanaman dengan luasan panen yang dikalikan dengan produksi. Adapun terkait luasan panen yang dianggap mark up karena tidak ada lahannya, adalah tugas BPS sebagai institusi yang mengeluarkan data.
"BPS juga harus bisa mempertanggungjawabkan karena Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementan juga menggunakan data BPS. Kalau saya, selaku petani meyakini 100 persen keberhasilan pemerintah," katanya.
Adapun saat ditanya mengenai ketersediaan jagung yang dianggap sebagian orang langka dan harganya melambung, Salahudin mengatakan, sejauh ini persediannya melimpah dan sudah memenuhi kebutuhan.
"Saya juga bingung dengan jagung ini. Maksudnya gini, saya ini petani jagung dan saya ini pengusaha jagung yang artinya saya spelisiasi jagung. Saya bingung kenapa harga jagung tinggi. Padahal kita semua ingin harga itu di tengah. Cuma saat ini tata kelola penentuan HPP (Harga Pokok Penjualan) jagung kan sepihak oleh Kementerian Perdagangan," katanya.
Untuk diketahui, Kementerian Pertanian menargetkan 119,8 ton produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2019 mendatang. Jika dirinci angka tersebut dibagi untuk padi 84 juta ton, jagung 33 juta, dan kedelai 2,8 juta ton.
"Penanaman jagung di sejumlah daerah rata-rata sudah menginjak usia 1 bulan yang ditanam di lebih dari 2,5 juta hektar pertanian jagung. Sekali lagi saya optimis tercapai. Makanya kita bandingkan juga sama 5 sampai 10 tahun lalu dengan pertumbuhan penduduk yang sekian banyak, tapi kebutuhan pangan meningkat dan cendrung bisa dipenuhi," tandas Solahudin. (dna/dna)











































