Menurut Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni, Ridwan Mandaliko dahulu pengiriman sapi dilakukan dengan menggunakna kapal kargo. Sehingga tidak ada fasilitas khusus untuk mengangkut sapi ke dalam kapal.
Bahkan, kata Ridwan, pengangkutan sapi menggunakan jaring. Kemudian untuk tempatnya hanya disekat menggunakan bambu dan tali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, akibat fasilitas yang kurang akhirnya banyak ternak sapi yang stres. Alhasil, berat sapi ikut berkurang dan merugikan peternak.
"Sehingga sapi jadi stres dan bobotnya susut 22%. Itu kan merugikan peternak karena nanti hitungan jual berdasarkan berat," sambung dia.
Saat ini, kata Ridwan, pengiriman sapi menggunakan tol laut sudah lebih baik. Pasalnya, Pelni sendiri menggunakan kapal khusus ternak sehingga sapi tidak mengalami stres.
"Kalau sekarang itu kapal ada fasilitasnya. Jadi mereka parkir dekat pelabuhan dan sapi tinggal digiring masuk lewat lorong. Jadinya sapi hanya susut 5%, peternak dan petani pun tidak rugi," tutup dia. (zlf/zlf)