Menanggapi hal ini, Pengamat Ekonomi Indef, Bhima Yudisthira mengatakan hal tersebut dikarenakan infrastruktur maritim yang belum terpenuhi. Sebab, saat ini jumlah pelabuhan dalam di Papua masih sedikit dibandingkan dengan negara lain.
Selain itu, masalah terkait waktu bongkar muatan atau dwelling time hingga jumlah armada juga ikut memengaruhi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan, pemerintah harus segera mendorong pembangunan infrastruktur serta memangkas waktu dwelling time di daerah tersebut. Dengan begitu, jumlah pemain armada logistik bisa ikut bertambah dan biaya antar juga ikut berkurang.
"Jadi kalau mau lebih rendah (biaya logistik), dwelling time harus dipangkas, bea cukai lebih efisien, lebih cepat lagi, pembangunan infrastruktur juga seperti pelabuhan" jelas dia.
Sementara itu, ia mengungkapkan saat ini rata-rata biaya logistik di Indonesia sebesar 24% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini termasuk tinggi dari yang seharusnya di angak 15% per PDB.