Menanggapi hal ini, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan utang BUMN masih dikelola dengan baik. Menurutnya, jumlah utang yang besar tak menandakan ekonomi Indonesia dalam keadaan bahaya. Pasalnya realisasi makro ekonomi Indonesia masih terjaga baik di tengah gejolak global.
"Kalau itu dianggap berbahaya, respons market pasti nggak bagus. Kan market nggak bisa dibohongin. Kalau paham ekonomi pasti tahu itu. Yang ngomong itu (bahaya) nggak paham itu," katanya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Utang itu ya ada sedikit tapi masih manageable. Kan saham bagus. Cadangan devisa kita naik. Berarti kepercayaan terhadap makro ekonomi kita bagus," katanya.
Sebagai informasi, per September 2018 utang BUMN telah menyentuh Rp 5.271 triliun. Namun total utang tersebut tidak seluruhnya utang riil.
Deputi Bidang Restrukturisasi Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro sebelumnya menjelaskan, misalnya utang BUMN di sektor keuangan, dari Rp 3.311 triliun hanya Rp 529 triliun yang merupakan utang pinjaman. Sisanya berasal dari dana pihak ketiga (DPK) Rp 2.448 triliun, serta dari premi asuransi dan sebagainya Rp 335 triliun.
Berikutnya utang riil BUMN, yaitu dari BUMN sektor non keuangan adalah 1.960 triliun. Artinya yang bisa disebut utang sebenarnya adalah Rp 1.960 triliun ditambah Rp 529 triliun, yaitu Rp 2.489 triliun.
Saksikan juga video 'Utang BUMN Capai Rp 5.000 Triliun, Serikat Buruh: Masih Aman':
(eds/ang)