Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Rifky Effendi Hardijanto mengatakan bahwa rapat yang dibahas adalah untuk meningkatkan nilai ekspor perikanan Indonesia.
"Kita ingin mengakselerasi ekspor Indonesia, salah satu yang diharapkan bisa menyumbang upaya untuk mendorong nilai ekspor Indonesia ini kan produk perikanan, tadi kita bahas apa aja yang batal naik dan apa yang perlu di support sehingga goalnya dalam jangka pendek ekspor perikanan bisa meningkat," jelasnya di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, memang belum ada target berapa peningkatan ekspor yang diharapkan lantaran peningkatan ekspor tak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Namun pemerintah, kata Rifky akan fokus pada penambahan titik-titik lokasi pengiriman ekspor hasil perikanan. Harapannya, bisa mendekatkan sumber produksi perikanan dengan lokasi pengiriman. Sehingga volume dan nilai ekspor pun bisa meningkat.
"Yang pertama kalau jangka pendek ya, bagaimana kita mendorong titik-titik ekspor baru di Indonesia Timur, misalnya Makassar dulu. Makassar kan kemarin baru ekspor perdana tuh yang dari Perinus sama Pelindo IV," beber dia.
Selain menambah titik pengiriman ekspor, pemerintah juga akan melakukan pembenahan sektor logistik. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menambah variasi moda transportasi pengiriman produk perikanan ke negara tujuan ekspor.
Salah satu komunikasi yang dilakukan terkait hal tersebut adalah dengan maskapai pelat merah Garuda Indionesia untuk menyediakan kapal kargo khusus pengangkut ikan.
"Kalau sekarang yang jangka pendek logistic system, bahkan kemarin barusan kita meeting sama direktur logistik Garuda yang air freight (pesawat kargo) kayak apa nih, yang heavily product (produk besar) kan mesti pakai freighter (kargo), Garuda ini akan nyiapin freighter khusus untuk perikanan," tutupnya.