"Akan nambah pengeluaran di APBN itu. Lalu akan mengganggu kepentingan yang lain," kata Pengamat Kebijakan publik Agus Pambagio saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Menurut dia, APBN akan bertambah berat jika harus menaikkan gaji PNS secara bersamaan yang jumlahnya tidak sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo memang mengatakan, akan meningkatkan rasio pajak (tax ratio) untuk menaikkan gaji PNS. Dia berjanji meningkatkan tax ratio ke level 16% dengan minimal penerimaan perpajakan US$ 60 miliar.
Baca juga: Prabowo Mau Tingkatkan Tax Ratio, Apa Itu? |
Terlepas dari itu, menurut dia formulasi gaji PNS beserta tunjangannya yang ada saat ini sudah cukup baik.
"Sebetulnya yang sekarang ada itu sudah baik, maksudnya gaji ada, lalu ada tunjangan kinerja. Kalau dia nggak bekerja dengan baik ya nggak dapat tunjangan itu. Merit sistemnya kan itu. Kalau semuanya rata naik sekian persen, orang yang kerja, sama yang nggak kerja kan jadi nggak ada bedanya," ujarnya.
Kondisi tersebut, menurutnya bisa membuat kinerja PNS malah turun. Pasalnya gaji yang benar-benar kerja dan tidak sama tingginya.
"Artinya kan harus dilihat indikator indikatornya, misalnya dia kalau memenuhi target, berapa persen tunjangan kinerjanya. Itu kan tunjangan kinerja nggak bisa sama. Jadi pada level yang sama eselon 2 misalnya gajinya bisa beda beda tergantung kinerjanya," tambahnya.
Simak Juga 'Prabowo akan Naikkan Gaji PNS, Jokowi: Saya Tidak Setuju!':