"Ini buah manggis dari Pandeglang dieskpor 93 ton ke China dan 714 ton dijual antar wilayah ke Jakarta, Surabaya, Makasar dan lainnya. Ini juga menunjukkan kualitas manggis Pandeglang sudah masuk pasar ekspor. Secara nasional pangsa ekspor 23% produksi manggis Indonesia sebesar 160 ribu ton setahun," ujar Suwandi dalam keterangan tertulis, Rabu (23/1/2019).
Dalam acara pelepasan ekspor bersama Bupati Pandeglang, Irna Narulita di Kampung Awi Tali, Desa Bojong, Suwandi mengungkapkan Indonesia peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis, setelah India, China, Kenya, dan Thailand. Namun demikian, pada tahun 2018 sudah ekspor manggis 35 ribu ton ke China, Malaysia, Thailand, Vietnam, Hong Kong, Perancis dan negara lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekspor manggis di tahun 2018 naik 300% dibandingkan 2017 sebesar 9 ribu ton. Ini merupakan peningkatan sangat besar, selisihnya cukup besar sekali salah satunya dari Pandeglang. Ke depan kita dorong untuk ditingkatkan lagi ekspornya. Saya minta diperbanyak tanaman, jangan sampai ada lahan tidur. Terus tingkatkan produktivitasnya," ungkapnya
Suwandi membeberkan pemupukan dan perawatan tanaman merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas manggis. Pengendalian organisme pengganggu tanaman pun penting agar manggis yang diproduksi lebih mutu. Selanjutnya untuk bisa masuk ekspor maka harus dilakukan registasi kebun dan sertifikasi packaging house.
"Kementan memberikan pelayanan cepat dalam perkarantinaan, bahkan menjemput bola dengan inline inspection. Pengurusan izin dokumen ekspor tidak lagi berhari-hari atau berbulan-bulan, sangat cepat. Ini terobosan yang dilakukan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menggenjot ekspor dan investasi," beber Suwandi.
Sementara itu, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan Pandeglang memiliki potensi sumber daya pertanian yang sangat menjanjikan, yakni tidak hanya dapat menjadi lumbung padi dan kedelai, tetapi harapan besar terlihat dari bidang hortikultura.
"Kualitas ekspor ini harus bagus, jangan sampai ada yang cacat karena akan menurunkan harga dan kualitas manggis," tegasnya.
Irna menambahkan, manggis yang diekspor sebanyak 93 ton itu dihasilkan petani di Kecamatan Bojong. Dari Desa Mekarsari Kelompok Tani Mekar Rahayu 2 sebanyak 27 ton dan Desa Bojong Kelompok Tani Barokah 65 ton. Selain untuk ekspor, Kelompok Tani (Poktan) dari beberapa Kecamatan penghasil manggis lainnya juga memasok untuk pasar regional sebanyak 714 ton yang akan dikirim ke Jakarta, Bogor dan Tangerang.
"Kelompok Tani yang memasok adalah Kelompok Tani Ciranggon Jaya Desa Kondang Jaya Kecamatan Cisata sebesar 110 ton, Kelokpok Tani Jiwa Nusantara Desa Sindang Hayu Kecamatan Saketi sebesar 96 ton, Kelompok Tani Cipandan Jaya Desa Sindang Laut Kecamatan Carita sebesar 36 ton, dan Kelompok Tani Mulya Tani Desa Jaya Mekar Kecamatan Cirebon sebesar 48 ton," ungkap Irna.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid menambahkan terdapat 5 kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang menjadi sentra produksi manggis, yakni Kecamatan Bojong, Saketi, Menes, Cikedal dan Kecamatan Carita.
"Populasi pohon manggis di Kabupaten Pandeglang tersebut mencapai 78.511 pohon. Produktivitas 896 kwintal" kata Agus.
"Harga manggis di tingkat petani saat ini mencapai Rp 8 ribu sampai Rp 12 ribu/kg," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Jajaran Forkominda Kabupaten Pandeglang, Camat, Kepada Desa, Penyuluh, Kelompok Wanita Tani dan para petani di Kecamatan Bojong Pandeglang. (prf/hns)