Strategi terbaru diperlukan dan harus tajam. Di sisi lain, bagaimana pelaku usaha menyiapkan transformasi Sumber Daya Manusia untuk menjalankan strategi tersebut, menjadi topik pembahasan pada Leadership Cafe ke 3 yang di gelar pada 7 Februari 2019.
Lebih dari 70 pemimpin perusahaan dan praktisi HR perusahaan swasta nasional maupun perusahaan negara hadir dalam diskusi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan Naufal Mahfudz menjelaskan, di era teknologi saat ini, tantangan dunia usaha adalah mengelola tenaga kerja. Perbedaan karakter tenaga kerja bisa jadi masalah serius bila tak disikapi dengan baik.
Untuk itu, perlu strategi khusus agar setiap generasi dalam satu organisasi kerja bisa bekerja sama dengan selaras.
"Kebetulan komposisi karyawan BPJS lebih banyak gen Y, hampir 70% dengan karakteristik milineals, lebih tanggap pada teknologi, lebih ekspresif dan lebih ingin instant. 30% merupakan gen baby boomer dan X yang memiliki keterampilan teknis cukup mumpuni dan loyal pada perusahaan," tutur Naufal dalam kesempatan tersebut.
"Dengan memperbanyak diskusi, sering melakukan employee gathering, terlibat langsung di kegiatan informal yang disukai karyawan, akhirnya meleburkan perbedaan, bahkan mampu mensinergikan kekuatan masing-masing generasi," sambung dia.
Tantangan berbeda dialami President Director PT Polytama Propindo, Didik Susilo. Perusahaan yang bergerak di bidang industri petrokimia itu menghadapi tantangan baru dunia industri dengan menyiapkan tim khusus yang untuk transformasi alias peralihan usaha ke era digital.
"Dinamika perubahan VUCA tidak terlalu berdampak pada perusahaan kami, namun kami sudah mulai menyiapkan tim menghadapi digital teknologi, salah satunya dengan mengajak karyawan mulai terbiasa melakukan aktivitas by digital," demikian disampaikan Didik pada kesempatan yang sama.
Pada 2013-2015, bisnis Polytama sempat terhenti, tetapi tidak ada satu orang pun yang di PHK. Perusahaan juga beberapa tahun tidak melakukan penerimaan karyawan, sehingga ada gap di level tertentu.
"Mempertahankan karyawan dari godaan pindah ke perusahaan sejenis juga menjadi concern mengingat sangat sedikit orang yang mempunyai spesifikasi teknis di bidang petrokimia," tambah dia.
Jamil Azzaini, Inspirator SuksesMulia dari Kubik Leadership mengingatkan para pemimpin perusahaan untuk mempertajam strategi agar tidak tersalip dan tertinggal dan mengubah pendekatan pada karyawan.
"Buka mata lebar lebar, cari tau apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan dan keinginan karyawan dan gunakan hati, untuk mendekati mereka. Sekali Anda dapat menemukan kebutuhan keinginan dan benar dalam mendekati mereka, produktivitas karyawan akan melejit dan mampu menghasilkan hal-hal besar," beber dia masih dalam diskusi yang sama.
Baca juga: Ini Tantangan Bisnis FMCG di Era Digital |
Perbedaan generasi adalah anugrah dan disikapi dengan positif karena masing masing mempunyai kelebihan.
"Teruslah untuk tumbuh dan membuka wawasan seluas luasnya agar mendapatkan keuntungan dari perubahan yang tengah terjadi," demikian disampaikan Jamil. (dna/dna)