Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menjelaskan ekonomi Indonesia tahun lalu mengalami banyak distorsi. Thomas mengungkapkan, tahun ini pihak BKPM optimis jika perekonomian bisa lebih baik tahun ini.
"Saya cukup optimis tahun ini, karena 2018 sangat penuh tekanan. Karena setiap kali ada penurunan (ekonomi) yang cukup kencang pasti ada recovery," kata Thomas dalam acara Mandiri Investasi di Hote Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (13/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan tekanan yang terjadi di dunia karena kurangnya antisipasi untuk menghadapi kondisi tersebut. Atau adanya kesalahan perhitungan saat itu. Thomas mengungkapkan awal 2018 semua pelaku bisnis di dunia hingga regulator cukup optimis namun tidak memperhitungkan atau menyangka akan terjadi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Akhirnya perang dagang tersebut pecah dan berdampak ke banyak negara di dunia. Di sisi lain, Bank Sentral AS juga makin agresif menaikkan suku bunga. Akibatnya pasar modal Indonesia pun ikut terdampak saat itu. Tak hanya itu, Thomas pun mengakui bahwa tahun lalu merupakan kali pertama di pemerintahan Joko Widodo-JK, nilai investasi asing anjlok.
Realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang 2018 turun 8,8% menjadi Rp 392,7 triliun. Sebelumnya realisasi PMA di 2017 tercatat senilai Rp 430,5 triliun. Meski demikian menurut Thomas kondisi tersebut juga terjadi hampir di seluruh dunia.
"Sejalan di seluruh dunia, data PBB, PMA di seluruh dunia turun 20 persen. Di BKPM investasi seperti huruf U. Kuartal I, II turun baru ketiga dan keempat naik lagi," ujarnya. Thomas pun memprediksi bahwa 2019 merupakan tahun pemulihan.
Hal tersebut sejatinya telah terlihat sejak kuartal IV 2018. Menurutnya optimisme pelaku pasar mulai tumbuh. "Di bulan ini kami mulai dialog dengan investor. Optimisme mulai kembali," tandasnya.