Melansir CNN, Rabu (13/2/2019), perusahaan mengatakan bahwa rencana perusahaan yang melakukan prioritas pembuatan game telah menghabiskan US$ 150 juta dan ternyata tidak berjalan dengan baik.
Activision Blizzard akan dikabarkan akan memangkas sebanyak 750 karyawannya. Jumlah karyawan perusahaan itu kini mencapai di bawah 10 ribu orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Activision Blizzard Robert Kotick mencatat bahwa kinerja perusahaan tidak dapat mewujudkan target yang telah ditetapkan.
"Kami tidak melaksanakannya dengan baik di 2018 dan saat ini kami melihat prospek 2019 lebih jauh di seiring dengan industri. Kami tidak mencapai target," ujarnya.
Perusahaan mengharapkan 2019 menjadi tahun masa transisi. Oleh karena itu perusahaan memprediksi bahwa bisnis game tidak akan tumbuh secepat itu harapkan.
Kotick mengatakan perusahaan harus membuat perubahan yang signifikan untuk mencapai tujuan jangka panjang, termasuk pengurangan beberapa karyawan back-Office, merumahkan staf yang berkinerja buruk game dan lebih fokus pada hidup, streaming game pengalaman untuk pelanggan.
Activision Blizzard sendiri memiliki game tenar seperti Call of Duty, World of Warcraft dan Overwatch yang dibentuk secara waralaba. Perusahaan bukan satu-satunya perusahaan game yang berjuang mati-matian untuk bersaing.
EA misalnya melaporkan hasil yang buruk pekan lalu bahwa menyebabkan saham untuk terjun 16%. Meskipun sebelumnya saham EA telah melonjak.