Selain menyaksikan keberhasilan pembiayaan, para investor dan para pemangku kepentingan juga mendapatkan penjelasan mengenai dampak positif dari pembangunan proyek-proyek infrastruktur terhadap peningkatan kualitas usaha para pebisnis dalam acara bertajuk BNI Investor Visit of TransJava tersebut.
"Tujuan penyelenggaraan acara BNI Investor Visit of TransJava ini kami harapkan dapat memberikan wawasan atau gambaran kepada para investor dan stakeholders terkait perkembangan infrastruktur di Indonesia, salah satunya adalah pembangunan Jalan Tol Trans Java yang telah beroperasi secara penuh sejak akhir Desember 2018," ujar Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo dalam keterangannya, Kamis (14/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain diskusi yang diselenggarakan dalam BNI TransJava Stakeholder Roundtable Discussion di Semarang, Kamis (14/2), para investor juga diajak untuk mengunjungi salah satu pelaku usaha yang juga debitur BNI yang terdampak positif oleh adanya proyek infrastruktur, hingga mengikuti Warehouse Tour.
Event tersebut sengaja didesain bukan hanya dengan seminar tetapi juga mengajak para investor untuk mengunjungi perusahaan yang diproyeksikan akan mendapat dampak positif dari pembangunan infrastruktur. Selain itu mereka juga meninjau langsung sebagian toll Trans Java ruas Semarang-Surabaya.
"Harapan kami melalui kegiatan ini investor dan stakeholder dapat memahami perkembangan ekonomi di kota-kota sub-urban area di luar ibukota Jakarta, serta menyaksikan kiprah BNI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi setempat sebagai akibat multiplier effect dari pembangunan infrastruktur," papar Rico.
Selain para investor, hadir pada acara tersebut yaitu perwakilan BUMN Karya, hingga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
BNI berpartisipasi aktif dalam mendukung pembangunan infrastruktur di mana sampai akhir 2018 telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 110,604 triliun, atau tumbuh sebesar 11,1% year on year (yoy). Dari total kredit infrastruktur tersebut, pembiayaan kepada proyek-proyek jalan tol dan konstruksi menjadi penyumbang terbesar, yaitu sebesar 34% dari total pembiayaan. Disusul pembiayaan terhadap pembangkit listrik, minyak dan gas, transportasi dan telekomunikasi yang masing-masing komposisinya 23%, 17%, 15%, dan 11%. (prf/fdl)