Sri Mulyani mengatakan, perekonomian Indonesia tahun lalu tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Seperti halnya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% dan tingkat inflasi yang rendah di level 3%.
"APBN 2018 baru kita tutup, banyak volatilitas yang tidak biasa. Penerimaan 102% dari target, dan belanja kita hampir 100%," kata Sri Mulyani pada acara KADIN Entrepreneurship Forum 2019 di Shangrila Hotel, Jakarta, Rabu (27/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu upaya menjaga stabilitas adalah dengan adanya penyesuaian, seperti suku bunga acuan yang dilakukan BI sebanyak tujuh kali selama tahun 2018.
"2018 kurs ada pergerakan karena ada kenaikan The Fed, tapi BI melakukan penyesuaian, sekarang naik 7 kali," ujar dia.
Menurut Sri Mulyani, penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas nasional. Sehingga, Indonesia dianggap memiliki kredibilitas.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini bercerita bahwa ketidakpastian ekonomi global juga telah membuat beberapa pejabat tinggi di dunia melepaskan pekerjaannya.
"Negara lain sama, seperti gubernur bank sentral India resign karena tidak bisa menaikkan suku bunga, bank sentral Turki juga resign, Argentina masuk program IMF," ujar dia.
Dari semua fenomena yang terjadi di dunia, Sri Mulyani mengatakan perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di level 5,17% pada tahun 2018. Oleh karena itu, dirinya meminta kepada para pengusaha mensyukuri dan tetap optimis dengan kondisi ekonomi nasional.
"Jadi kita itu kurang mensyukuri apa yang kita capai, itu natural dan normal. Ada baiknya mensyukuri nikmat," jelas dia.
"Kami mewaspadi, kami berikan signal, untuk melakukan adjustment, kita tidak ragu menyesuaikan, sehingga fiskal, moneter kita semua diadjust demi stabilitas, dan Indonesia dianggap memoloki kredibilitas," ungkap dia.
Tonton juga video Jokowi: Infrastruktur Dibangun, Pertumbuhan Ekonomi Mengikuti: