Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta menilai bahwa aturan pelarangan plastik itu tidak berpihak pada konsumen. Menurutnya, konsumen masih membutuhkan plastik dan tidak bisa serta merta dilarang menggunakan plastik.
"Yang kita takutkan pemerintah daerah itu yang melarang plastik, bukan bisa atau tidaknya kita mengikuti. Tapi kita lihat konsumennya siap atau nggak? Konsumen kan masih butuh plastik juga, apakah ada proses peralihannya?" ungkap Tutum, di Aston Rasuna, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya pihaknya tidak bisa menerima keputusan tersebut, karena dia menilai terlalu terburu-buru dan radikal.
"Kami sangat dukung pengurangan plastik, tapi kami tidak bisa ambil saja aturan yang radikal dan tiba-tiba seperti itu. Asal tahu saja kita ritel itu cuma 30% di pasar," ungkap Tutum.
Tutum bahkan bercerita ada konsumen yang bisa marah bahkan berbuat kasar kepada kasir karena tidak mendapatkan plastik. "Kalau mau tau kita stop pembelian plastik, tau-tau ada konsumen gebrak gebrak meja kasir minta plastik bagaimana," ungkapnya.
Sebelumnya, beberapa daerah sudah melakukan pelarangan plastik belanja di toko ritel. Beberapa diantaranya adalah Banjarmasin, Bogor, Bandung, dan Denpasar.