PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) menyatakan bahwa kapal ini merupakan kapal 'raksasa' yang pertama kali bersandar di Pelabuhan Panjang, Lampung. Bahkan, kapal ini merupakan kapal besar perdana yang konsisten secara mingguan melayani pelayanan logistik di Pulau Sumatera.
"Kapal ini adalah kapal terbesar yang konsisten, yang bersandar di Pulau Sumatera. Beberapa waktu lalu di Kuala Tanjung, bersandar kapal yang besarnya sama, tapi itu servicenya belum weekly," kata SVP Operation IPC, David P. Sirait di Pelabuhan Panjang, Lampung, Selasa (26/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia direct service dari Panjang ke Tanjung Priok, langsung Inter-Asia, ke China dan negara sekitar Asia," jelasnya.
Lebih dari itu, David menjelaskan, hadirnya kapal 'raksasa' ini, maka logistik di sektor pelayaran akan lebih efisien dari sisi waktu dan biaya. Sebab dengan kapal ini, maka logistik tak perlu lagi berhenti di Singapura. Bisa langsung ke negara tujuan.
"Jadi barang-barang ekspor yang tadinya ke Singapura dulu bisa langsung ke tujuan pembeli. Ini sesuai arahan pemerintah untuk turunkan biaya logistik. Kalau ke Singapura ada cost tambahan US$ 200-250 per kontainer. Jadi ada kapal besar tarif lebih murah, tidak mampir dulu ke Singapura, dan waktu (pengiriman) lebih pendek," tuturnya.
Sementara itu Direktur Utama IPC Terminal Kontainer M. Adji mengatakan komoditas yang dikirim dari Pelabuhan Panjang ini lebih ke komoditas hasil bumi seperti nanas, pisan, kopi, serta karet. Dengan hadirnya kapal 'raksasa' di Pelabuhan Panjang juga maka kegiatan ekspor juga akan lebih meningkat.
Tak hanya itu, Adji mengatakan terminal panjang ini memiliki potensi yang cukup baik. Terlebih dengan hadirnya Tol Trans Sumatera yang bisa mendorong logistik lebih berkembang hingga 10%.
"Jadi kemarin kita itung-itung kita harapkan ada tambahan (pengiriman logistik) 10%" katanya. (fdl/zlf)