Hubungan Lion-Boeing Panas, Rusdi Kirana Sebut Dianggap Sebagai Celengan

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Hubungan Lion-Boeing Panas, Rusdi Kirana Sebut Dianggap Sebagai Celengan

Hans Henricus BS Aron - detikFinance
Selasa, 16 Apr 2019 21:11 WIB
1.

Hubungan Lion-Boeing Panas, Rusdi Kirana Sebut Dianggap Sebagai Celengan

Hubungan Lion-Boeing Panas, Rusdi Kirana Sebut Dianggap Sebagai Celengan
Bos Lion Air Group Rusdi Kirana/Foto: Pradita Utama
Jakarta - Bos Lion Air Group, Rusdi Kirana, bersuara keras terhadap Boeing. Rusdi menuding mitra bisnisnya itu memandang rendah Indonesia dan Lion Air.

Bahkan, mengutip Reuters Selasa (16/4), Rusdi menuding Boeing memandang Lion Air sebagai celengan mereka karena selama ini sudah memesan puluhan pesawat dengan total harga ratusan miliar dolar AS. Rusdi melontarkan pernyataan keras tersebut sebagai respons atas penanganan Boeing terhadap kecelakaan pesawat Lion jenis Boeing 737 MAX 8 yang jatuh di perairan Karawang Oktober 2018.

Selain soal pernyataan keras Rusdi Kirana terhadap Boeing, berita terpopuler lainnya adalah soal kisah memanasnya hubungan Lion dan Boeing setelah Lion memesan puluhan pesawat Boeing dengan total harga Rp 308 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 berita terpopuler detikFinance sepanjang Selasa (16/4/2018).

Rusdi Kirana: Boeing Anggap Saya Seperti Celengan

Maskapai Lion Air, salah satu maskapai yang kehilangan penumpang dan kru pesawat 737 MAX mengecam penanganan Boeing atas terjadinya kecelakaan beberapa waktu lalu.

Rusdi Kirana, pria di balik berdirinya Lion Air meminta maaf atas hilangnya 346 nyawa dalam dua tragedi, yaitu kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines bulan lalu.

Rusdi juga menuduh Boeing memperlakukannya seperti 'celengan'. Pasalnya, Lion Air sudah menghabiskan puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk pesanan pesawat Boeing.

"Mereka memandang rendah maskapai dan negara saya. Mereka memperlakukan kami sebagai negara dunia ketiga. Mereka memandang saya sebagai celengan mereka," kata Rusdi dikutip dari Reuters, Selasa (16/4/2019).

Rusdi juga mengatakan bahwa Boeing menunjukkan inkonsistensinya terhadap dua kecelakaan pesawatnya.

"Mereka menyalahkan pertama kali dan meminta maaf saat kejadian kedua," tutur Rusdi.

Hubungan Memanas, Lion Air Sudah Pesan Rp 308 T Pesawat Boeing

Hubungan antara Lion Air Group dan Boeing tengah memanas. Maskapai berlogo singa merah itu mengecam penanganan Boeing atas terjadinya kecelakaan yang menghilangkan penumpang dan kru pesawat 737 MAX yang dioperasikan Lion Air.

Rusdi Kirana, pria di balik berdirinya Lion Air menuduh Boeing memperlakukannya seperti 'celengan'. Pasalnya, Lion Air sudah menghabiskan puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk pesanan pesawat Boeing.

Berdasarkan catatan detikFinance, seperti ditulis Selasa (16/4/2019), Lion Air Group saat ini mengoperasikan 10 armada Boeing 737 MAX-8. Secara total, Lion sudah memesan Boeing 737 sebanyak 222 unit.

Demikian Dikatakan Managing Director Lion Group, Daniel Putut Kuncoro Adi ditemui di Grand Mercure Hotel, Jakarta, 12 Maret 2019 lalu.

Nilai transaksi pesanan itu mencapai US$ 22 miliar. Jika mengacu nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS, maka nilai transaksi tersebut mencapai Rp 308 triliun. Seluruhnya armada yang telah dipesan dijadwalkan akan datang bertahap hingga 2035.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rusdi menuduh Boeing memperlakukannya seperti 'celengan', lantaran Lion Air sudah menghabiskan banyak uang untuk pesanan pesawat Boeing.

"Mereka memandang rendah maskapai dan negara saya. Mereka memperlakukan kami sebagai negara dunia ketiga. Mereka memandang saya sebagai celengan mereka," kata Rusdi dikutip dari Reuters, Selasa (16/4/2019).

Masuk Kerja di Hari Nyoblos Wajib Dapat Uang Lembur!

Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan tidak mewajibkan perusahaan meliburkan karyawan saat Pemilu 17 April besok. Perusahaan tetap boleh mempekerjakan anak buahnya dengan meluangkan waktu untuk mencoblos.

Namun, menurut Kasubdit Pengawasan Norma Waktu Kerja, Waktu Istirahat, dan Pengupahan Kemenaker Franky Watratan, karyawan yang tetap bekerja saat Pemilu 17 April harus mendapatkan hak upah lembur. Pasalnya berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019, pemilu 17 April dihitung sebagai hari libur nasional.

"Itu dianggap sebagai hari libur nasional. Berarti ketika dipekerjakan pada saat hari libur nasional ya ada kewajiban membayar upah lembur," kata dia saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (16/4/2019).

Kata dia kewajiban membayar upah lembur diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga mengatur perihal lembur.

Pada undang-undang tersebut, di pasal 78 ayat 1 butir b dijelaskan, waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu. Sesuai dalam pasal 78 ayat 2, jika melebihi waktu di atas maka pengusaha wajib membayar upah kerja lembur.

"Jadi acuannya an di dalam Undang-undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, di pasal 77-78," jelasnya.


Kisah Lion dan Boeing: Dulu Mesra Kini Retak

Lion Air Group bisa dibilang cukup mesra dengan pabrikan pesawat Boeing asal Amerika Serikat (AS). Namun, hubungan itu kini kian retak pasca rentetan kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8.

Mesranya hubungan dua perusahaan ini tercermin dari jumlah pesanan pesawat Boeing yang dilakukan Lion. Lion terbilang konsumen yang jor-joran membeli pesawat pabrikan AS ini.

Dari catatan detikFinance, secara total, Lion sudah memesan Boeing 737 sebanyak 222 unit. Dari total itu, 11 pesawat berjenis MAX 8: 1 unit jatuh di Laut Jawa.

Nilai transaksi pesanan 222 unit pesawat Boeing mencapai US$ 22 miliar. Jika mengacu nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS, maka nilai transaksi tersebut mencapai Rp 308 triliun. Seluruhnya armada yang telah dipesan dijadwalkan akan datang bertahap hingga 2035.

Namun hubungan kedua perusahaan merenggang pasca pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh di Laut Jawa, tepatnya perairan Karawang Oktober 2018 lalu.

Keretakan hubungan keduanya mulai dari sini. Maskapai berlogo singa merah itu disebut-sebut mengkaji ulang pembelian pesawat Boeing dan berencana membatalkan semua pemesanan.

Sang pemilik, Rusdi Kirana juga pernah marah dengan Boeing karena terkesan lepas tangan atas jatuhnya pesawat JT610. Seperti dilansir Reuters pertengahan Desember 2018 lalu, Rusdi Kirana marah atas apa yang dia anggap itu sebagai upaya Boeing mengalihkan perhatian dari perubahan desain baru-baru ini dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan itu.


20 Tahun Tak Naik Gaji, Pria Ini Tetap Jadi Orang Terkaya Dunia

Nama pengusaha terkaya dunia, yakni Jeff Bezos ramai disorot karena kasus perceraiannya. Bezos pun baru menyelesaikan urusan harta gono-gini dengan mantan istrinya.

Meski begitu, Bezos masih tetap dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia versi majalah Forbes. Gelar itu didapat Bezos hingga kini, walaupun dirinya sudah dua dekade tak naik gaji.

Dilansir CNN, Selasa (16/4/2019), bos Amazon itu mendapatkan gaji sebesar US$ 81.480 atau Rp 1,14 miliar (Kurs US$ 1 = Rp 14.000) per tahunnya atau sekitar Rp 90 juta per bulannya.

Bezos sendiri tercatat memiliki 16% saham senilai lebih dari US$ 100 miliar lebih dari Amazon. Karenanya, dia juga tak mengambil jatah pembagian saham perusahaannya.

Walau begitu, Amazon tetap memberikan bonus kepada Bezos tiap tahunnya sebesar US$ 2,7 juta atau Rp 38 miliar. Amazon pun mengklaim jika gaji yang diterima Jeff Bezos termasuk wajar karena ia tetap mendapatkan bonus yang cukup tinggi.

Meskipun Amazon telah membayar Bezos dengan gaji yang sama sejak tahun 1998, dirinya dulu dibayar lebih rendah. Pada 1997, ia menghasilkan US$ 79.197, dan pada tahun 1996 ia membawa pulang US$ 64.333.



Hide Ads