Jakarta -
Masyarakat Indonesia baru saja memeriahkan pesta demokrasi dengan diselenggarakannya Pemilu yang terdiri atas pemilu presiden dan legislatif. Pesta demokrasi ini ditunggu karena digelar setiap lima tahun sekali.
Pemilu 2019 sendiri menjadi pertama kalinya Pilpres dan Pileg dilakukan serentak. Banyak para tokoh yang memberikan harapan kepada presiden terpilih nantinya.
Termasuk para tim ekonomi kabinet kerja, mulai dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, hingga Menteri ESDM Ignasius Jonan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa saja harapan mereka, simak selengkapnya di sini:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memiliki harapan yang sangat mendalam usai menggunakan hak suaranya pada pemilihan umum capres dan cawapres, serta para calon legislatif.
Harapan Sri Mulyani adalah tanah air menjadi damai kembali alias menjadi satu Indonesia.
"Tentu kita berharap setelah pemilihan ini kita semuanya damai jadi satu lagi jadi Indonesia," kata Sri Mulyani di komplek Mandar Sektor 3A, Bintaro Jaya, Tangsel, Banten, Rabu (17/4)2019).
Dia bilang, pemilu adalah mekanisme demokrasi untuk memilih pemimpin negara dan wakil rakyat yang diatur oleh UU. Dengan begitu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun mengajak semua masyarakat menggunakan haknya dengan baik.
Dengan hak suara yang dimiliki, Sri Mulyani pun berharap para pemimpin atau pejabat negara yang dipilih mampu menjalankan amanat serta aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat.
Bahkan, menteri yang akrab disapa Ani ini berkeinginan kepada pemerintahan periode 2019-2024 mampu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memiliki sejumlah harapan untuk presiden terpilih. Luhut tak gamblang saat ditanya siapa yang bakal terpilih.
Tapi, dia mengatakan, presiden yang terpilih ialah lanjutan presiden yang sebelumnya karena programnya jelas.
"Saya kira Insya Allah anu bisa berlanjut, mestinya program-programnya jelas. Itu hal kedua," kata Luhut di TPS 005 Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Luhut bilang, hal pertama atau yang terpenting dari pesta demokrasi ini ialah berjalan dengan lancar.
Kemudian, dia juga mengimbau kepada anak-anak muda supaya memilih sesuai hati nuraninya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonanbeserta istri mencoblos di TPS 099 SDN Cipete Utara (BaPem). Usai mencoblos, Jonan mengatakan jika Joko Widodo (Jokowi) kembali terpilih menjadi presiden diharapkan bisa melanjutkan pembangunan-pembangunan yang tetap berlandaskan keadilan sosial.
Kemudian dia juga menginginkan, jika Jokowi terpilih lagi harus mengutamakan pendidikan, terutama vokasi. Pasalnya, ke depan angkatan kerja menjadi hal yang perlu diperhatikan.
"Sebagai warga negara saya mengharapkan pendidikan masyarakat dan kaum muda di bidang keterampilan vokasional perlu ditingkatkan. Karena kita negara besar, mungkin angkatan kerjanya sekarang itu kurang lebih dari separuh penduduk," ujar Jonan di TPS, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Dia mengatakan, memang dalam pendidikan tak hanya sekolah umum yang harus diutamakan, tetapi juga sekolah kejuruan. Sehingga hal tersebut bisa menyerap lapangan kerja di industri nasional seperti telekomunikasi, industri IT dan industri online.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengingatkan pekerjaan rumah alias PR buat pemimpin Indonesia di 5 tahun ke depan. Kata Darmin yang harus dibenahi adalah masalah ekspor. Pasalnya saat ini kinerja ekspor Indonesia belum begitu bagus.
"Perhatikan bahwa ekspor kita, itu ambil 4-5 terbesar tujuan ekspor, China, AS, Jepang, Eropa. Itu semua ekspor kita menurun sudah 2 bulan. Artinya ada hal-hal baru yang berkembang yang juga harus dijawab," kata Darmin di TPS 20, Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Sebenarnya, lanjut Darmin, pemerintahan yang sekarang sudah menyiapkan strategi tersebut untuk 5 tahun ke depan, tetapi banyak kejadian tak terduga khususnya di lingkungan dunia.
"Kalau untuk kebijakan kita 5 tahun ke depan itu tadinya praktis sudah kita siapkan sejak 2-3 tahun lalu, tapi ya tiba-tiba ada dadakan ya kan. Nah kita harus hadapi dadakan itu juga. Dadakan itu ya artinya gimana caranya supaya ekspor kita atau neraca dagang kita bisa dipertahankan positif," ujarnya.
Menurutnya membenahi ekspor dalam kaitannya juga menjaga keseimbangan neraca dagang amat penting. Jika itu tidak dijaga akan berisiko bagi Indonesia.
Halaman Selanjutnya
Halaman