Bagaimana tanggapan lembaga pemeringkat asing terkait hal ini?
Director Fitch Ratings Thomas Rookmaaker menjelaskan masih ada sejumlah ketidakpastian terkait rencana pemerintahan berikutnya. Para pelaku pasar dipastikan mengamati reformasi struktural yang dilakukan pemerintahan berikutnya.
Pasalnya ini akan mempengaruhi iklim investasi, mulai dari dana pendidikan, undang-undang ketenagakerjaan yang lebih fleksibel hingga pertanahan.
"Masih ada ketidakpastian dalam pemerintahan selanjutnya. Diperlukan reformasi untuk mempermudah iklim investasi," ujar Rookmaker dalam keterangan terrtulis, Kamis (18/4/2019)..
Di sisi lain Rookmaaker menjelaskan hasil hitung cepat pemilihan presiden (Pilpres) yang diungguli oleh pasangan Jokowi-Ma'ruf menunjukkan kepercayaan diri pasar.
Pasalnya kebijakan ekonomi yang sudah dijalankan kemungkinan akan dilanjutkan. Memang dalam masa kepemimpinan Jokowi, pemerintahannya fokus pada stabilitas makro, pembangunan infrastruktur dan upaya meningkatkan rasio penerimaan pajak.
"Fokus kebijakan berkelanjutan pada stabilitas ekonomi makro itu sangat relevan," kata Rookmaker.
Pemerintah juga berhasil melakukan koordinasi yang baik dengan Bank Indonesia (BI). Dengan fokus menjaga kestabilan makro ekonomi, Fitch juga memberi rating BBB ke Indonesia pada Desember 2017.
Moody's
Vice President-Senior Analyst, Sovereign Risk Group, Moody's Investors Service Anushka Shah menyampaikan hasil hitung cepat ini menunjukkan jika Jokowi akan menduduki kursi Presiden untuk kedua kalinya.
"Perkembangan ini akan mempengaruhi kebijakan selanjutnya, dia juga harus fokus pada reformasi kebijakan pada jabatan pertamanya, termasuk pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia hingga efisiensi birokrasi yang bertahap," ujar Anushka, Kamis (18/4/2019).
Dia menyampaikan, kebijakan yang ada juga harus mendukung investasi dan stabilitas perekonomian yang lebih luas. Dengan adanya pertumbuhan yang stabil maka dapat mendorong stabilitas sektor keuangan.
"Yang sangat penting porsi kepemilikan asing di pasar obligasi sangat tinggi," ujarnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat yang menyebut pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dalam pemilihan merupakan preferensi pelaku pasar yang mayoritas investor asing untuk masuk lagi ke Indonesia.
Potensi tersebut membuat investor berharap keberlangsungan bisnis dan investasi bisa berlanjut di bawah kepemimpinan presiden sebelumnya dalam lima tahun mendatang. Moody's menyebutkan investor juga mengapresiasi reformasi struktural serta deregulasi kebijakan ekonomi yang akan berdampak positif bagi kelangsungan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah panjang.
Tonton juga video Jenggala Center: Jokowi-Ma'ruf 54,81%, Prabowo-Sandi 45,19%: