"Jadi gini, pertama hendaknya calon presiden punya jiwa kenegarawanan, ada proses tahapan penghitungan suara," kata Bahlil saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
Hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei memang memberikan hasil kemenangan pada capres dan cawapres 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, namun hal itu hanya sebagai referensi awal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bahlil, para pengusaha pun akan tetap menunggu hasil yang resmi dikeluarkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). Oleh karena itu klaim kemenangan yang dilakukan Prabowo Subianto justru mengganggu iklim investasi dan dunia usaha.
"Kalau Jokowi mengatakan menang versi quick count, Pak Prabowo menang dalam versi apa sampai 3 kali, ini ganggu iklim usaha," jelas dia.
Usai Pemilu Pilpres pada 17 April 2019, harusnya kedua pasangan capres dan cawapres tetap menjaga kondisi perekonomian dan iklim investasi tetap aman.
"Kalau seperti yang dilakukan Pak Prabowo, jujur saja saya menjadi bingung, ini kan pasti akan menghambat, orang melihat ada kegaduhan politik apa lagi, ekonomi ada efeknya. Sekalipun belum tahu sebesar apa," tegas Bahlil.
"Jadi menurut saya saran saya ikuti aturan saja lah, jangan membuat gerakan tambahan dulu," sambungnya. (hek/hns)