Hal itu diungkapkan saat peresmian pembukaan Kongres XXIII Ikatan Notaris Indonesia (INI) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/4/2019).
"Setiap kali saya bertemu dengan kepala negara, bertemu dengan investor-investor yang berada di luar negeri, termasuk kemarin saat ke Saudi Arabia, terakhir. Menyampaikan hal yang sama mereka, keinginan besar mereka untuk investasi di Indonesia," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum masuk mereka sangat antusias, tapi begitu masuk kita tahu semuanya betapa masih ruwet nya mengurus perizinan di negara kita," jelas dia.
Jokowi menyampaikan, ada sekitar 43.000 aturan yang diberlakukan di Indonesia. Padahal, negara-negara lain sudah menerapkan aturan yang ringkas demi menyaring investasi masuk.
"Problem nya ada di diri kita sendiri, terlalu banyak peraturan-peraturan, terlalu banyak izin-izin yang harus dipenuhi. Sehingga mereka sudah masuk tapi balik badan nggak jadi," ujar dia.
"Nggak 1, 2, 3, 4, 5, banyak seperti itu yang saya dengar keluar langsung dari mereka," tambahnya.
Adapun, kata Jokowi, persoalan yang sering dihadapi oleh para investor adalah lamanya proses berusaha di Indonesia hingga tingginya biaya yang harus dibayar para investor.
"Ruwet artinya lama. Ruwet artinya biaya yang harus dibayar lebih mahal. Ini problem yang selalu saya dengar dari investor-investor yang ingin masuk ke Indonesia. Artinya eksekusi kita ini lamban," ungkap dia.
Tonton video Jelang Ramadan, Jokowi Wanti-wanti Harga Kebutuhan Pokok: