Posisi capres Jokowi-Ma'ruf Amin unggul di urutan pertama dengan perolehan suara 56,12% dan pasangan Prabowo-Sandiaga 43,88%. Jokowi-Ma'ruf Amin unggul sekitar 12,24 juta suara dibandingkan Prabowo-Sandi.
Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B Hirawan menjelaskan apa yang ditakutkan akan terjadi dan mengganggu ekonomi tak terbukti sama sekali. Hal ini tercermin dari beberapa indikator yang bisa menjadi patokan, antara lain inflasi yang masih sangat terkendali, nilai tukar yang relatif stabil, serta risiko yang datang dari sisi eksternal masih relatif terukur dan dapat diantisipasi dengan baik oleh pemangku kebijakan dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menjelaskan perkembangan situng sebenarnya sudah tak banyak pengaruhnya lagi ke perekonomian Indonesia.
Menurut dia, semua pihak sebenarnya sudah cukup paham jika hasil hitungan tak akan banyak bedanya dengan hasil quick count.
"Demikian juga dengan investor, bagi investor itu yang jadi pertimbangan adalah bagaimana tanggapan paslon nomor 02 apabila nantinya hasil perhitungan manual KPU pada 22 Mei menghasilkan angka yang sama dan menetapkan calon 01 sebagai pemenang pilpres," kata dia.
Piter menambahkan, investor masih menunggu usai pengumuman. Misalnya apakah paslon 02 bisa menerima dengan legowo atau ada gugatan lanjutan ke Mahkamah Konstitusi. Hal inilah yang menjadi ketidakpastian dan menyebabkan pasar belum merespons secara positif hasil pilpres baik quick count maupun situng KPU.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan proses situng ini memiliki pengaruh ke keputusan investor jangka panjang khususnya foreign direct investment (FDI) yang sebelumnya turun karena wait and see pasca pemilu dan diharapkan bisa meningkat lagi.
Menurut dia konsistensi kebijakan penting tapi yang lebih penting adalah peningkatan kualitas kebijakan. Dua hal itu harus beriringan.
"Konsistensi tanpa peningkatan kualitas dampaknya akan minim. Investor dan pelaku usaha misalnya berharap proyek infrastruktur dilanjutkan dengan peran swasta yang lebih besar lagi. 16 paket kebijakan era Jokowi juga dilanjutkan dan dievaluasi khususnya dalam implementasi karena banyak yang belum dirasakan manfaatnya ke dunia usaha. Momentum periode kedua jokowi bisa dimanfaatkan untuk evaluasi program yang sudah ada dan berkelanjutan," imbuh dia.