Ekonomi RI Tumbuh Negatif Di Awal Tahun 2019

Ekonomi RI Tumbuh Negatif Di Awal Tahun 2019

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 07 Mei 2019 08:17 WIB
1.

Ekonomi RI Tumbuh Negatif Di Awal Tahun 2019

Ekonomi RI Tumbuh Negatif Di Awal Tahun 2019
Foto: Tim Infografis: Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 sebesar 5,07%. Angka ini naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar 5,06%.

Hanya saja, jika dilihat kuartal ke kuartal ekonomi RI mengalami perlambatan pertumbuhan yakni -0,52%. Di mana pada kuartal IV-2018 tercatat sebesar 5,18%.

Berikut ulasannya:
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,07% secara tahunan (year on year) di kuartal I-2019. Sayangnya, selama tiga bulan pertama tahun ini ekonomi tumbuh negatif 0,52%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan ekonomi RI yang minus dalam tiga bulan pertama 2019 itu merupakan hal yang musiman.

"Kuartal ke kuartal itu minus 0,52%, ini karena musiman. Dengan pertumbuhan itu, pertumbuhan ekonomi paling tinggi di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dampak 14,10% karena musim panen dari Januari-Maret. Lalu disusul jasa keuangan dan asuransi sebesar 3,33%" katanya saat jumpa pers di kantornya, Jalan Dr. Sutomo, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).

Ia mengatakan, ada beberapa sektor yang mengalami perlambatan di kuartal I-2019. Mulai dari pertanian hingga batu bara.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, secara tahunan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik, tapi ada beberapa hal yang harus ditingkatkan.

"Kita perkirakan dari sisi konsumsi masih cukup baik (ekonomi tumbuh) di atas 5%. Kita juga melihat dari sisi pemerintahan growth (pertumbuhan) cukup baik, karena ada akselerasi terutama belanja sosial," kata Sri Mulyani di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).

"Investasi masih harus ditingkatkan, mungkin juga penjelasannya karena kuartal I kemarin banyak yang menjelang pemilu sehingga itu mempengaruhi dari sisi keputusannya. Kita berharap pada kuartal kedua dan sampai akhir kuartal akan pick up (naik)," ujarnya.

Dengan pertumbuhan ekonomi YoY sebesar 5%, Sri Mulyani optimistis di akhir tahun angkanya bisa lebih tinggi lagi.

Mantan direktur Bank Dunia (World Bank) ini mengatakan perlambatan ekonomi dunia bisa jadi faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

"Memang kita harus melihat apa yang menjadi penyebabnya. Faktor eksternal yaitu ekspor destinasinya atau yang berasal dari dalam negeri, dari daya kompetisi komoditas atau perekonomian kita. Itu yang harus kita explore lagi," ujarnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan penyebab ekonomi Indonesia tumbuh minus 0,52% di tiga bulan pertama 2019. Menurut Darmin salah satu penyebabnya adalah waktu panen yang bergeser.

"Kuartal I itu agak rendah. Apalagi kalau panen bergeser ke bulan April, Mei. Tahun ini juga bergeser macam-macam, ada yang ke Mei malah," ungkap dia di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (6/5/2019).

Selain itu, kata Darmin, rendahnya pertumbuhan ekonomi juga didorong kinerja ekspor-impor yang menyusut.

Darmin menambahkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II akan lebih baik dibanding kuartal I. Hal itu dikarenakan pola pertumbuhan di setiap tahunnya.

Hide Ads