Ada Tol Trans Sumatera, Penumpang Pelabuhan Merak Diprediksi Naik 15%

Ada Tol Trans Sumatera, Penumpang Pelabuhan Merak Diprediksi Naik 15%

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 09 Mei 2019 15:34 WIB
Foto: Pelabuhan Merak. (M Iqbal/detikcom).
Jakarta - Penumpang kapal feri di Pelabuhan Merak diproyeksikan naik pada mudik Lebaran tahun ini. Kenaikannya diprediksi 15% dibandingkan hari biasa.

"Menambah sekitar 15% di Pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni," tutur Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi usai menghadiri Seminar Peran SPI (Sistem Pengawasan Internal) di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019).

Diperkirakan ada 4,8 juta penumpang yang memanfaatkan angkutan kapal feri. ASDP pun menyiapkan 68 kapal untuk mengangkut penumpang saat mudik Lebaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ada kira-kira 68 kapal di Merak-Bakauheni. Itu pasti mencukupi kapasitas yang sudah kita hitung," kata Ira.


Pengoperasian kapal disesuaka dengan jumlah penumpang yang ada. Jika jumlah penumpang membludak, maka akan dioperasikan kapal feri berukuran besar.

"Nanti kepala operasi melihat misalnya kalau ketika mau naik kelihatan ramai maka kapal besar yang dioperasikan. Kalau lagi nggak terlalu ramai bisa kapal sedang atau kapal kecil," jelasnya.

Ira mengatakan, persiapan kapal di Merak-Bakauheni adalah yang paling banyak. Pasalnya, jumlah penumpang di pelabuhan tersebut merupakan yang paling banyak.

"Paling utama itu Merak-Bakauheni karena itu paling besar (penyeberangnya) di Indonesia," kata dia.

Alasan Jumlah Penumpang Naik

Tersambungnya tol Trans Jawa dan Trans Sumatera membuat jumlah penumpang feri di Pelabuhan Merak naik. Sudah tersedianya jalan tol membuat pemudik memilih membawa kendaraan pribadi.

"Kita menduga dengan adanya kelancaran di Trans Jawa kemudian Trans Sumatera sudah tersambung," kata Ira.


Kedua, harga tiket pesawat yang hingga saat ini masih mahal. Faktor tersebut memicu pemudik untuk beralih pada moda transportasi lain.

"Saya duga dengan adanya kendaraan moda udara yang menjadi kurang terjangkau," ujarnya.

Menurut Ira, masyarakat Indonesia terbiasa bepergian bersama keluarga. Begitu kembali dari kampung halaman, mereka pun ingin membawa buah tangan untuk kerabat.

"Sementara orang Indonesia kan family oriented banget. Jadi dia harus pergi sama keluarga, harus bawa oleh-oleh juga," jelas Ira.

"Jadi kami menduga memang kegairahan masyarakat Indonesia untuk jalan pakai kendaraan pribadi akan naik," lanjutnya. (ara/ara)

Hide Ads