Direktur Utama PT Karya Citra Nusantara (KCN), Widodo Setiadi, mengungkapkan beralihnya kapal-kapal pengangkut muatan curah seperti batu bara, komoditas cair, hingga pasir yang lempar jangkar ke Pelabuhan KCN membuat beban Tanjung Priok berkurang lantaran bisa fokus menangani kapal kontainer.
"Keberadaan Pelabuhan KCN ini sebenarnya paling dibutuhkan pemerintah dalam hal ini Kemenhub, sehingga memiliki pilihan dalam pengaturan arus barang, kalau dulu belum ada (Pelabuhan KCN), Tanjung Priok harus menerima barang-barang curah," jelas Widodo ditemui di Pelabuhan KCN, Marunda, Jumat (10/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara international law, Priok sebenarnya tak boleh (untuk curah), namanya pelabuhan internasional ada dua barang yang bertolak belakang satunya barang kontainer itu disebutnya barang bersih, kedua barang curah, itu barang kotor," terang Widodo.
Baca juga: Pengamat: Negara Wajib Menghargai Investor |
"Kenapa? Di kapal waktu masuk untuk sandar kalau kontainer itu kan pakai kapal-kapal besar, kalau curah ini pakai tugboat yang harus ditarik, tugnya itu menarik kayak lokomotif, tongkangnya jadi gerbong. Bayangkan gerbongnya ini kan tak ada kemudi, tak ada orang, kalau ada tabrakan itu akan menghambat," imbuhnya.
Menurutnya, Pelabuhan KCN berkontribusi besar dalam pengurangan dwelling time di Tanjung Priok. Dampak positif lainnya, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan industri yang dikelola PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) juga beralih menggunakan pelabuhan Marunda yang masih dalam satu kawasan, sehingga lalu lintas kontainer yang keluar masuk ke Priok bisa ditekan.
"Kalau barang curah dipindah, ini otomatis dwelling time akan turun banget. Kalau dulu era awal Pak Jokowi (dwelling time) masih 6,5 hari, waktu itu jalan tol juga belum jadi. Kalau sekarang kita yakini bisa di bawah 3 hari, memang baru separuhnya, tetapi sudah ada jalan tol dan Pelabuhan KCN ini sangat menunjang. Ini juga harus diimbangi dengan fungsi regulator dan kebijakan lain," ujar Widodo.
Lanjut Widodo, Pelabuhan KCN Marunda baru melayani bongkar muat kapal muatan curah di dermaga (pier) I, itu pun baru beroperasi sepanjang 800 meter dari total pier yang memiliki panjang 1.950 meter. Saat ini pihaknya terus mengebut penyelesaian pembangunan pier II dan pier III.
PT KCN sendiri merupakan badan usaha pelabuhan yang mengoperasikan pelabuhan Marunda. Perusahaan patungan antara PT Karya Tekhnik Utama (KTU) dan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) ini berdiri pada 2005 pasca tender kerja sama pemanfaatan bibir pantai dari Muara Cakung Drain sampai dengan Sungai Blencong.
Dua tahun kemudian, KCN merampungkan pembangunan pier I dan langsung mengoperasikannya. Pemerintah awalnya merancang Marunda sebagai terminal umum untuk melayani arus peti kemas, kargo, dan muatan curah sebagai penopang Tanjung Priok, yang kapasitasnya makin terbatas. (mpr/hns)