Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B Hirawan menjelaskan banyak hal yang harus dilakukan oleh pemimpin Indonesia ke depannya.
"PR terbesarnya untuk pemenang Pilpres nanti adalah bagaimana mereka bisa melanjutkan program atau kebijakan ekonomi yang sudah ada dan mengevaluasi kebijakan yang dianggap kurang berhasil," kata Fajar saat dihubungi detikFinance, Selasa (21/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian mengoptimalkan peran infrastruktur. "Presiden terpilih harus merealisasikan pelayanan perizinan dalam skema online single submission (OSS) secara utuh," jelas dia.
Menurut Fajar, memang banyak dinamika yang mewarnai saat-saat pengumuman pilpres ini. Mulai dari terjadinya aliran modal keluar asing yang mencapai Rp 11,7 triliun dari pasar keuangan Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya ketakutan terjadinya instabilitas nasional pada 22 Mei yang telah menyebar secara masif, khususnya melalui media sosial.
Hal ini mendorong sebagian pelaku usaha dan investor melakukan profit taking dan sebagiannya lagi masih menunggu alias wait and see.
"Jadi memang betul terjadi capital outflow, namun saya pikir outflow tersebut tidak terlalu berkaitan dengan pengumuman hasil Pilpres oleh pihak KPU, akan tetapi lebih disebabkan karena aksi ambil untung dan memang beberapa instrumen investasi/keuangan yang telah jatuh tempo," ujar dia.
Dia mengatakan, pasca pengumuman resmi dan ketika sudah jelas siapa yang memenangkan kontestasi Pilpres 2019, meskipun ada keberatan ataupun pelaporan ke MK oleh pihak penantang, capital inflow akan terjadi lagi, khususnya ketika instrumen pembiayaan (sukuk, SBN, dan lainnya) kembali ditawarkan.