Usai kerusuhan, tampak terlihat adanya tembok yang berlubang. Kemudian, logo Sarinah yang dipajang di halaman depan atau menghadap MH Thamrin tak lengkap hurufnya.
Selain kerusakan, pengelola mal juga mengalami kerugian berupa omzet yang hilang. Sebab, mal terpaksa tutup untuk menjamin keselamatan karyawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak berita selengkapnya dirangkum detikFinance:
Kondisi Sarinah: Batu Berserakan, Tembok Bolong
Foto: Lisye/detikcom
|
Sebut saja, akses dari Thamrin menuju Jalan Sabang yang sepi. Padahal, jalan ini terkenal karena sering macet. Banyak kendaraan mondar-mandir dan menjadi tempat bajaj 'ngetem'.
Halaman Sarinah tak kalah memprihatinkan. Banyak batu yang masih berserakan di sana.
Lalu, logo salah satu mal tertua di Indonesia yang terpampang di bagian muka mal rusak. Beberapa huruf jatuh, sehingga logo yang seharusnya bertuliskan Sarinah hanya tersisa Inah.
Beberapa bagian mal juga terlihat mengalami kerusakan. Salah satunya, tembok restoran cepat saji McDonald's yang tampak bolong.
Suasana di sekitar Sarinah pun tak kalah mengenakan. Sisa gas air mata masih sangat terasa sehingga membuat mata pedih walaupun hanya sebentar melintas di sana.
Sepanjang mata memandang, terlihat toko-toko di Sarinah masih tertutup. Bukan hanya itu, jalan akses masuk akses mal juga tertutup rapat. Yang terlihat ialah aparat yang mondar-mandir mengamankan wilayah ini.
Gara-gara Aksi 22 Mei, Sarinah Rugi Rp 6 Miliar
Foto: Lisye/detikcom
|
Direktur Retail PT Sarinah (Persero) Lies Permana Lestari menjelaskan, Sarinah tak buka penuh pada Selasa (21/5/2019) karena aksi demo. Kemudian, pada Rabu dan Kamis ini tutup.
"Kami sudah memutuskan dari Selasa jam 3 sore dan Rabu full tutup. Dan hari ini masih full tutup kami masih wait and see, dari toko kerugian hanya penutupan saja, sehingga kita kehilangan omzet," ujarnya kepada detikFinance, Kamis (23/5/2019).
Dia mengatakan, saat puasa seperti ini omzet Sarinah sedang tinggi-tingginya. Dia menyebut, untuk per harinya bisa mencapai Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar.
Dalam hitungannya, jika tutup 2,5 hari maka Sarinah kehilangan omzet Rp 2,1 miliar hingga Rp 3 miliar. Selanjutnya, jika dalam seminggu ke depan buka maka terjadi penurunan omzet 50-70%.
"Jadi potensi kerugian karena penutupan toko bisa sampai Rp 6 miliar, karena omzet toko saat peak season seperti ini puasa biasa mencapai Rp 700 juta- Rp 1 miliar per hari kali 3 hari, dan penurunan omzet 50-70% satu minggu ke depan Rp 500 juta kali 7 hari," jelasnya.
Sarinah Dibuka saat Benar-benar Aman
Foto: Rifkianto Nugroho
|
"Kami masih wait and see, karena kami juga berharap, tapi kan besok Jumat, saya nggak tahu mudah-mudahan tidak. Kalau ada pergerakan masa masih menetapkan untuk tutup, demi keamanan dan keselamatan karyawan, juga toko-toko kami," katanya.
Dia juga mengatakan, membuka toko saat kondisi belum kondusif juga berisiko. Sebab, masyarakat juga enggan berkunjung ke mal.
"Kan juga nggak efektif, kalau masih pergerakan masa, orang-orang mau ke sini takut, jalan-jalan banyak yang diblok, pasti nggak berpikir ke sini itu pertimbangan kita," ujarnya.
Lies menjelaskan, atas penutupan ini Sarinah berpotensi kehilangan omzet Rp 6 miliar yang berasal dari penutupan toko dalam 2,5 hari terakhir. Serta, penurunan omzet dalam seminggu ke depan jika mulai buka.
Dia mengatakan, itu belum termasuk kerusakan aset fisik yang saat ini masih dihitung.
"Jadi memang kalau di lapangan parkirnya beberapa blok bolong, bata-bata juga hancur, kaca McDonald's itu juga hancur mungkin dilempari ya tapi hanya satu kaca," ujarnya.
"Juga logo ikonik Sarinah yang menghadap Thamrin yang patah. Tanaman-tanaman juga hancur," terangnya.
Meski Tutup, Karyawan Tetap Digaji Penuh
Foto: Achmad Dwi Affriyadi
|
"Insyaallah tidak terpengaruh dengan hal tersebut, karena Sarinah masih bertanggung jawab karyawan-karyawan kami, karena kejadian bukan salah mereka," katanya.
"Jadi nggak ada masalah, tapi tetap tidak ada berubah, kesejahteraan mereka, THR tetap, tetap digaji insyallah, saya pastikan," tambahnya.
Halaman 2 dari 5