Angka ini disebutkan tak mengalami kenaikan dari BPIH 2018. Tapi, sebagian orang melihat nilai itu masih cukup tinggi. Lantas, biasakah biaya haji Indonesia diturunkan?
Kepala Badan Pelaksana, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu menjelaskan, sejatinya besaran biaya haji ditentukan oleh sejumlah faktor. Faktor yang utama ialah terkait kebijakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggito menjelaskan, biaya operasional haji itu ditentukan dari berbagai macam kebutuhan yang dipilih oleh jamaah. Contohnya seperti kebutuhan penginapan saat pelaksanaan ibadah haji, hingga kebutuhan makan.
Sementara, semua pilihan tersebut ditentukan oleh Kementerian Agama.
"Kalau mau yang lokasi itu 7 kilometer dari Masjidil Haram, ya murah. Kalau lokasinya dekat Masjidil Haram ya mahal. Jadi itu soal pilihan. Sama juga dengan bus, bus yang bus sekolah juga ada, tapi bus yang bagus bisa buat tidur juga ada. Jadi itu pilihan," kata dia.
"Sama juga dengan makanan, makanan ada yang 30 real per jamaah ada, yang 10 real juga ada. Jadi itu soal pilihan, soal kebijakan, nah kebijakan itu diambil sama Kementerian Agama," sambung dia.
Gampangnya, kata Anggito, semakin mahal biaya haji maka semakin baik pula layanan haji yang diterima jamaah. Begitu juga sebaliknya.
"Hukumnya itu kalau mau service bagus, dekat, ya memang harganya jadi mahal. Kan begitu. Jadi pilihan kita itu, tadi yang saya katakan, pilihan-pilihan itu sangat tergantung pada kebijakan dari Kementerian Agama dan juga dari Arab Saudi," jelasnya.
"Bisa nggak harga turun, ya bisa kalau mau nempuh jaraknya jauh ya lebih murah. Kalau bus-nya, bus sekolah juga murah. Kalau makanannya 10 real per jamaah juga ada. Jadi itu semua pilihan-pilihan kebijakan yang diambil," tutup Anggito. (fdl/dna)