6 Perusahaan RI Masuk Daftar Terbesar di Dunia

6 Perusahaan RI Masuk Daftar Terbesar di Dunia

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 16 Jun 2019 11:26 WIB
6 Perusahaan RI Masuk Daftar Terbesar di Dunia
Foto: Stephen Lam/Reuters
Jakarta - Forbes telah merilis daftar ratusan perusahaan terbesar di dunia. Ada 6 perusahaan asal Indonesia yang masuk di dalamnya.

Mulai dari perbankan, perusahaan rokok hingga telekomunikasi. Dari 6 perusahaan yang masuk ada 4 perusahaan milik negara yang masuk dalam daftar bergengsi tersebut.

Mau tau apa saja perusahaannya? Berikut berita selengkapnya:
Mengutip Forbes, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menduduki urutan ke 363. BRI memiliki kapitalisasi pasar US$ 38,8 miliar, jumlah karyawan 60.553 orang. BRI merupakan bank yang bergerak di segmen mikro, ritel sampai korporat. Saat ini BRI dipimpin oleh Suprajarto dan memiliki anak usaha bank syariah, agribisnis, remitansi, asuransi sampai multifinance. BRI didirikan oleh Aria Wiriatmaja pada 16 Desember 1895.

Bank BUMN selanjutnya adalah PT Bank Mandiri Tbk berada di posisi 481 yang memiliki kapitalisasi pasar US$ 25,9 miliar. Bank yang didirikan pada 1998 ini memiliki karyawan sebanyak 39.809 orang. Kini Bank Mandiri dipimpin oleh Kartika Wirjoatmodjo dan fokus melayani di layanan korporat, komersial bisnis, mikro ritel, konsumer, treasury, institusi keuangan dan special assets.

Kemudian ada bank swasta, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang menduduki posisi ke 553. BCA kini memiliki kapitalisasi pasar US$ 49,4 miliar. Bank yang didirikan pada 1955 ini dipimpin oleh Jahja Setiaatmadja dan memiliki 27.561 orang karyawan. BCA fokus bergerak pada komersial dan layanan keuangan umum.

Selain bank ada perusahaan telekomunikasi yakni PT Telkom Indonesia yang memiliki kapitalisasi pasar US$ 27,2 miliar. Telkom didirikan pada 1884 kini memiliki karyawan 24.065 orang.

Selanjutnya bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menduduki urutan ke 835. BNI kini memiliki kapitalisasi pasar US$ 13,1 miliar dengan jumlah karyawan 27.224 orang. Bank yang didirikan pada 1946 ini sekarang dipimpin oleh Achmad Baiquni.

Setelah perusahaan keuangan dan telekomunikasi, ada perusahaan rokok yakni Gudang Garam yang menduduki urutan ke 1448 dengan kapitalisasi pasar US$ 10,8 miliar. Perusahaan yang didirikan pada 1971 ini memiliki jumlah karyawan 33.575 orang.

Mengutip Forbes ada 575 perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang masuk dalam daftar tersebut. Kemudian Cina dan Hong Kong berada di urutan kedua dengan jumlah perusahaan 309, lalu Jepang 223 perusahaan.

Dari daftar ini, ada yang berbeda. Pasalnya pada 2003 saat laporan Global 2000 pertama kali diterbitkan, perusahaan AS yang masuk mencapai 776, sementara Cina dan Hong Kong hanya 43 perusahaan.

Namun kini, bank asal Cina, ICBC menduduki posisi teratas selama 7 tahun beruturut-turut. Bank asal Cina ini memiliki aset hampir lebih dari US$ 4 triliun.

2019 ini merupakan tahun yang baik untuk sektor keuangan. Pasalnya ada empat bank besar dari Cina yang masuk dalam 10 besar daftar ini.

1. ICBC memiliki aset US$ 4 triliun atau Rp 57,2 kuadriliun (kurs Rp 14.300). Profit ICBC mencapai US$ 45,2 miliar atau setara Rp 646,3 triliun.

2. Perusahaan keuangan asal AS JPMorgan Chase memiliki aset US$ 2,7 triliun. Lalu profit US$ 32,7 miliar.

3. China Construction Bank memiliki aset US$ 3,3 triliun. Kemudian profit US$ 38,8 miliar.

4. Selanjutnya ada Agricultural Bank of China memiliki aset US$ 3,2 triliun. Profit US$ 30,9 miliar.

5. Bank of America memiliki aset US$ 2,3 triliun dengan profit US$ 28,5 miliar.

6. Apple memiliki aset US$ 373 miliar dengan profit US$ 59,4 miliar.

7. Ping An Insurance Group memiliki aset US$ 1 triliun dengan profit US$ 16,3 miliar.

8. Bank of China memiliki aset US$ 3 triliun dengan profit US$ 27,5 miliar.

9. Royal Dutch Shell memiliki aset US$ 399,2 miliar dengan profit US$ 23,3 miliar.

10. Lalu perusahaan Wells Fargo memiliki aset US$ 1,8 triliun dengan profit US$ 23,1 miliar.

Dalam daftar Global 2000. Di urutan pertama masih ditempati bank asal China, Industrial & Commercial Bank of China Ltd (ICBC).

Melansir Forbes, Sabtu (15/6/2019), nilai aset ICBC di 2019 US$ 4 triliun atau sekitar Rp 57,2 kuadriliun (kurs Rp 14.300). Nilai pasar perusahaan juga mencapai US$ 305,1 miliar atau sekitar Rp 4.362,9 triliun.

Jika dibandingkan dengan anggaran APBN RI, nilai aset ICBC itu 23 kali lebih besar. Anggaran APBN RI di 2019 mencapai Rp 2.461,1 triliun.

ICBC sudah 7 tahun berturut-turut menyandang perusahaan terbesar di dunia versi Forbes. Perusahaan ini didirikan pada 1 Januari 1984 dan berkantor pusat di Beijing, Cina.

Bank asal yang lahir di China ini bergerak di bidang perbankan komersial dan jasa keuangan. Fokus perusahaan mulai dari sektor korporasi, komersial dan lain sebagainya.

Di segmen korporasi, ICBC menawarkan pinjaman korporasi, pembiayaan perdagangan, kegiatan penyimpanan, pengelolaan kekayaan perusahaan, dan layanan perantara perusahaan.

Sementara di segmen personal banking, ICBC menyediakan pinjaman pribadi, kegiatan pengambilan simpanan, bisnis kartu, manajemen kekayaan pribadi, dan layanan perantara pribadi.

Sedangkan di segmen operasi perbendaharaan melibatkan transaksi pasar uang, sekuritas investasi, transaksi valuta asing, dan memegang posisi derivatif.



Hide Ads