Ketua Umum DPP Organda Andrianto Djokoseotono mengatakan, meski pengusaha angkutan darat tak khawatir mereka akan tetap melihat bagaimana nantinya pengaruh kereta cepat yang direncanakan mulai beroperasi 2021.
"Kekhawatiran tidak ada, pengaruh ya kita lihat nanti pengaruhnya seberapa besar. (Kereta cepat) kan biayanya juga jauh lebih tinggi walaupun lebih cepat," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Minggu (16/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sendiri mengumumkan berdasarkan hasil studi kelayakan, harga tiket kereta cepat adalah mulai dari US$ 16 atau sekitar Rp 227.200 asumsi kurs saat ini, Rp 14.200 per dolar AS. Nantinya harga tiket resmi diputuskan bersama regulator.
Menurutnya, bus memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kereta cepat, misalnya bus memiliki tempat keberangkatan yang lebih fleksibel. Jumlah tempat yang bisa dijangkau juga lebih banyak.
Sementara itu, biaya menggunakan kereta cepat juga tentunya bakal bertambah dengan biaya menuju ke stasiun.
"Tempat keberangkatan yang lebih fleksibel ya kan, jumlah tempat destinasinya juga beda-beda, kereta cepat ada berapa stasiun kan bisa dibandingkan, menuju ke tempat kereta sehingga total waktu tempuh dan biayanya menjadi satu kan," tambahnya. (dna/dna)