Terkait penataan ini, pihak PT Angkasa Pura II (Persero) tengah berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait termasuk dari pihak maskapai.
Dalam keterangannya, Angkasa Pura II menyatakan, kebutuhan maskapai menjelang perpindahan penerbangan ini antara lain adalah terkait dengan sistem penjualan tiket dan rotasi pesawat. Lalu, maskapai juga membutuhkan waktu guna mengkomunikasikan perpindahan penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga maskapai siap memindahkan penerbangan, maka jadwal keberangkatan dan kedatangan seluruh rute penerbangan domestik masih melalui Husein Sastranegara.
Pengalihan penerbangan ini tak lepas dari catatan penting, salah satunya terkait akses. Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance:
AP II Kejar Penerbangan dari Kertajati Bulan Ini
Foto: Rachman Haryanto
|
"Mungkin di bulan ini yang jelas mudah-mudahan ada yang mulai pindah. Kan masih terus dilakukan secara paralel, pengusahaan slot, pesawat mereka seperti apa itu kan perlu disiapkan temen-temen airlines sendiri," katanya kepada detikFinance, Minggu (16/6/2019).
Dia mengatakan, jumlah rute penerbangan yang dipindahkan sebanyak 13 rute. Namun, dia tak menyebut secara rinci.
"Kalau nggak salah 13 rute yang menggunakan pesawat jet itu yang dipindahkan untuk detilnya perlu konfirmasi lagi nanti. Kurang lebih 13 domestik yang menggunakan pesawat jet yang dipindahkan dari Bandara Husein ke Kertajati," jelasnya.
Yado mengatakan untuk memindahkan semua penerbangan itu butuh proses. Yang pasti, kata dia, paling tidak ada yang sudah dipindahkan pada bulan ini.
"Iya (Juni), direncanakan seperti itu mudah-mudahan, kita lagi kejar bareng-bareng sama temen-temen maskapai," terangnya.
Penumpang Bisa Pindah ke Halim
Foto: Sudirman Wamad
|
Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai, jika penerbangan dipaksakan pindah saat ini maka ada kekhawatiran pengguna pesawat dari Bandung justru pergi Bandara Halim Perdanakusuma atau Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Apalagi, fasilitas di kedua bandara ini relatif lebih lengkap.
"Saya khawatir ini dengan posisi Kertajati seperti sekarang ada kemungkinan kalau dipaksakan penumpang dari Bandung justru akan memilih ke Halim atau Soekarno-Hatta, walaupun jarak sama, waktu tempuh sama pilihan penerbangan lebih banyak di sana, airline lebih banyak, rute lebih banyak, jadwal lebih banyak, jelas hotel ada, fasilitas belanja ada, makan hiburan ada, di Soekarno-Hatta dan Halim," paparnya.
Di samping itu, menurutnya, dalam pemindahan penerbangan ini perlu menimbang kesiapan maskapai itu sendiri. Sebab, pemindahan ini akan menambah biaya operasi maskapai.
"Ini memberatkan airline juga kalau Husein dibuka penerbangan internasional dan domestik ke Kertajati, airline berarti operate dua tempat. Ini kan menambah biaya airline," ujarnya.
Lebih lanjut, Alvin menjelaskan, bandara sendiri merupakan bagian dari sistem transportasi yang terintegrasi dengan sistem transportasi lain. Terkait pemindahan ini, dia bilang perlu dipikirkan aksesnya lantaran saat ini belum tersedia.
"Bandara itu tidak bisa berdiri sendiri, bandara bagian sistem transportasi multimoda, untuk terbang atau selesai terbang mesti ada transportasi selanjutnya. Kalau Bandung-Kertajati dan sebaliknya tol belum jadi, kereta api belum ada, transportasi publik misal taksi di sana ada atau tidak," ujarnya.
"Ini membuat pengguna jasa bertanya-tanya untuk ongkosnya dari Bandung-Kertajati dan Kertajati-Bandung saja ongkosnya bisa setara dengan biaya tiketnya. Belum lagi waktu tempuh Bandung-Kertjati ini yang perlu diperhatikan pelanggan pengguna jasa," tambahnya.
Jurus AP II Atasi Masalah Akses ke Kertajati
Foto: Rachman Haryanto
|
"Ini memang yang kita antisipasi, kita juga koordinasi penyedia angkutan darat, temen-temen dari Damri dan penyedia jasa lainnya. Ketika sudah ada rute yang pindah, angkutan transportasinya khususunya Jawa Barat sudah ada juga di sana untuk membantu mendistribusikan penumpang ke daerah masing-masing," kata Yado Yarismano.
"Itu salah satu yang kita lagi proses sekarang," tambahnya.
Dia memastikan, Perum Damri akan menyediakan angkutan di Bandara Kertajati.
"Iya betul, setidaknya Damri, tapi memang settle bus sebelumnya sudah ada. Kita pastikan ke penyedia settle sudah aktif lagi ketika sudah ramai di sana," ujarnya.
Halaman 2 dari 4