Neraca Dagang Surplus Berdampak Positif ke Transaksi Berjalan

Neraca Dagang Surplus Berdampak Positif ke Transaksi Berjalan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 24 Jun 2019 22:35 WIB
Ilustrasi ekspor impor/Foto: Pradita Utama
Jakarta - Setelah beberapa kali defisit, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019 mencatat surplus US$ 0,21 miliar. Kondisi ini membaik dari posisi sebelumnya yang tercatat defisit US$ 2,28 miliar.

Menurut Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko, surplus neraca perdagangan tersebut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas ditopang oleh ekspor nonmigas yang meningkat dan impor nonmigas yang menurun. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas yang menurun dipengaruhi meningkatnya ekspor migas dan menurunnya impor migas," ujarnya dalam siaran pers BI, Senin (24/6/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Neraca perdagangan nonmigas Mei 2019 mengalami surplus US$ 1,19 miliar, setelah pada bulan sebelumnya mencatat defisit US$ 0,79 miliar. Pada satu sisi, perkembangan positif tersebut dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas yakni dari US$ 12,37 miliar pada April 2019 menjadi US$ 13,63 miliar.

"Peningkatan terutama terjadi pada komponen lemak dan minyak hewani/nabati, perhiasan/permata, serta bahan bakar mineral. Di sisi lain, impor nonmigas tercatat sebesar 12,44 miliar dolar AS, menurun 0,72 miliar dolar AS (mtm) dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya. Penurunan impor nonmigas terutama terjadi pada komponen mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, serta mesin/pesawat mekanik," tambahnya.

BI pun menilai surplus neraca perdagangan pada Mei 2019 berdampak positif terhadap prospek neraca transaksi berjalan 2019, yang diprakirakan defisit dalam kisaran 2,5%-3,0% terhadap PDB.

"Ke depan, Bank Indonesia dan Pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat menjaga stabilitas eksternal, termasuk prospek neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan," tambahnya.


Sementara neraca perdagangan migas tercatat defisit US$ 0,98 miliar pada Mei 2019. Kondisi itu membaik dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar US$ 1,49 miliar.

Perbaikan tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor migas, dari US$ 0,74 miliar pada April 2019 menjadi US$ 1,11 miliar pada Mei 2019. Peningkatan terutama didorong oleh komponen ekspor gas sejalan peningkatan volume ekspor, di tengah penurunan harga ekspor gas.

Sementara itu, impor migas menurun dari US$ 2,24 miliar menjadi US$ 2,09 miliar pada Mei 2019. Penurunan impor migas terutama terjadi pada komponen hasil minyak dan gas, sejalan dengan menurunnya volume ekspor kedua komponen tersebut. (das/hns)

Hide Ads