Target dari kerja sama ini adalah meminta dukungan Argentina agar Indonesia dapat membangun FTA (Free Trade Agreement) dengan organisasi yang terdiri dari negara-negara Amerika Selatan, yang disebut Mercosur.
"Kerja sama ini kan tindak lanjut dari kunjungan Mendag bulan Mei lalu yang ingin lebih memperarah bahwa FTA bisa kalau ada Mercosur. Kita minta Argentina mendukung kita supaya bisa FTA dengan asosiasi itu," kata Sekjen Kemendag Karyanto Suprih usai menghadiri acara penandatanganan Joint Statement on the Establishing of WGTI, di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Rabu (25/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim kerja ini bertujuan untuk membahas bersama semua elemen yang potensial dalam hubungan perdagangan sekaligus untuk mengatasi permasalahan, pertanyaan, dan bertukar pengetahuan serta apa pun yang diperlukan untuk mendorong perdagangan bilateral," ujar Ricardo.
Untuk peluang FTA sendiri, ia mengatakan bahwa ini harus dibahas lebih lanjut dengan Mercosur. Namun, ia tetap optimis Mercosur akan menyambut baik keinginan Indonesia atas FTA tersebut.
"Tentu saja Mercosur tertarik dengan perdagangan bilateral dan mengeksplorasi potensi dengan Indonesia untuk melihat apakah kita dapat melanjutkan (FTA)," ungkap dia.
Selain FTA, Indonesia juga akan membahas komoditas ekspor yang bisa digenjot ekspornya ke Argentina. Hal ini dilakukan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan RI ke Argentina sebesar US$ 1,2 miliar atau setara Rp 16,9 triliun (kurs Rp 14.000) pada tahun 2018. Sedangkan, nilai transaksi keseluruhan perdagangan antara Indonesia dengan Argentina pada tahun 2018 sebesar US$ 1,6 miliar atau setara Rp 22,6 triliun.
"Argentina yang surplus," terang Duta Besar Indonesia untuk Argentina merangkap Paraguay dan Uruguay Niniek Kun Naryatie yang juga menghadiri acara tersebut.
"Yang pertama kan kita mengidentifikasi dengan group ini. Kira-kira Argentina butuh apa, kita (Indonesia) butuh apa. Kita punya apa, dan sebaliknya. Itu bisa kita tukarkan langsung dengan skema business to busieness (b to b), kita bicarakan saja," sambung Karyanto.
Sementara itu, produk Indonesia yang berpotensi untuk diekspor ke Argentina antara lain suku cadang (spare part), produk otomotif, alas kaki, produk-produk karet, produk kimia, dan lainnya. Sedangkan, Indonesia sendiri mengimpor produk pakan ternak yakni bungkil kedelai dari Argentina.
Kemudian, rencananya Kemendag juga akan membahas soal bea masuk ke Argentina yang masih cukup tinggi dengan adanya WGTI ini.
"Ya itu antara lain gimana kita bisa upayakan tarif bea itu melalui working group ini. Kan bisa saling bertukar pikiran dengan Argentina," imbuh Karyanto.
"Ini (bea masuk Argentina maupun sebaliknya) kan harus ada negosiasi dulu. Kalau kita turunkan, mereka turunkan juga dong. Harus sama-sama seperti itu. Sekarang kita bicarakan dulu, forum seperti apa. Nanti kalau ketemu masalah di sini, kita negosiasi," tambahnya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan kerja sama yang dibahas kedua negara ialah terkait ekonomi. Khususnya perdagangan pada komoditas pertanian.
"Perdagangan ini banyak sekali didominasi oleh produk produk pertanian. Nah pak Mentan sudah diminta bapak untuk ke Argentina bulan depan karena kita punya kepentingan beberapa produk buah tropis kita misalnya manggis, nanas itu sudah mulai kita garap untuk kita kirim ke Argentina. Terus yang kedua adalah mengenai masalah pertanian dalam konteks teknologi penyimpanan hasil panen dan sebagainya, itu sesuatu yang akan kita kerja sama kan juga dengan mereka," katanya.
Retno mengatakan, Presiden Jokowi juga telah meminta Menteri perdagangan agar pelaku ekspor dan impor Indonesia dapat langsung berhubungan dengan pihak Argentina.
"Misalnya kita di sini mengimpor kedelai untuk pakan, nah kita mau mengekspor apa sehingga importir ini sudah ditemukan dengan eksportir kita, demikian juga eksportir mereka ditemukan dengan importirnya," jelasnya.
"Dan Pak Mendag bulan lalu sudah menjajaki awal diminta presiden untuk menindaklanjuti bentuknya seperti plus kita menawarkan, baik produk industri strategis maupun jasa. Produk misalnya kita sudah menjual pesawat CN kita ke sana (Argentina), berarti kan perlu juga pemeliharaan dan sebagainya. Kita tawarkan pemeliharaan. Dia (Argentina) sedang mau membangun sistem railway, kita juga tawarkan," sambungnya.
Bukan cuma itu, dia menyebut Presiden Argentina akan menemui pihak PT DI, INKA, hingga Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk membahas kerja sama di bidang penerbangan dan perkeretaapian.
"Mungkin, karena kekuatan kita kan di situ, setara lah ya dengan CN. Di sana sudah ada (CN) 212," katanya.
(fdl/fdl)