Fenomena Bisnis Musik Jadul, Barang Usang Tak Pudar Dimakan Zaman

Liputan Khusus Piringan Hitam Masih Eksis

Fenomena Bisnis Musik Jadul, Barang Usang Tak Pudar Dimakan Zaman

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 30 Jun 2019 11:30 WIB
Foto: Geliat Bisnis Pernak-pernik Musik Jadul (Trio Hamdani/detikFinance)
Jakarta - Nuansa kental dengan lantunan lagu jadul terdengar di setiap sudut toko di basement Blok M Square, Jakarta Selatan. Bisa di bilang, di lokasi ini adalah surga bagi para penikmat musik yang ingin bernostalgia dengan masa mudanya.

Di tempat ini berjejer toko-toko yang menjual piringan hitam atau vinyl. Sederhananya piringan hitam adalah wadah untuk menyimpan lagu-lagu yang muncul pada tempo dulu, sebut saja lagu-lagu dari Koes Plus.

Di era modern seperti sekarang ini, rupanya pamor dari piringan hitam tak memudar. Hal itu dibuktikan dari banyaknya toko-toko yang masih eksis menjual piringan hitam. Salah satunya adalah Gunawan yang mulai berjualan sejak 2006 hingga kini masih bertahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya jualan pertama kali online tahun 2006, waktu masih kerja, itu (sambil) jualan online. Mulai punya toko tahun 2013, langsung di sini (Blok M)," katanya saat berbincang dengan detikFinance di tokonya, ditulis Minggu (30/6/2019).


Tak hanya piringan hitam, penjual kaset pita yang menyimpan lagu-lagu lawas pun masih menjamur di kawasan yang sama. Anak 90an pasti tidak asing dengan kaset pita yang biasa diputar menggunakan perangkat radio.

Barangkali yang masih familiar di ingatan adalah memutar pita kaset secara manual menggunakan jari maupun pulpen untuk mengembalikan ke awal lagu maupun diloncat ke lagu berikutnya.

Di zamannya, punya kaset pita band-band terkenal adalah kebanggaan tersendiri. Bahkan hingga kini masih banyak yang berburu lagu-lagu beken di zamannya untuk didengar kembali. Otomatis bisnis penjualan kaset jadul masih bisa eksis.

Adalah Yuta yang saat ini menggantungkan hidupnya dengan jualan kaset pita lagu-lagu jadul. Dia sudah menggeluti dunia tersebut sejak sekolah dengan mengoleksinya hingga akhirnya mulai berjualan.

"Saya awal koleksi sih sejak zaman sekolah lah ya, terus sekitar tahun 2000 awal jualan tapi nggak punya toko, hand to hand saja, teman ke teman jualannya. Punya toko sekitar tahun 2015 di sini (Blok M)," jelasnya.

Tak hanya di Blok M, jika bertolak ke Jalan Surabaya di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat masih tersisa surga piringan-piringan hitam yang siap mengantarkan pendengarnya kembali ke zaman dulu.


Di Jalan Surabaya ini ada salah satu toko yang menjual piringan hitam. Pemiliknya adalah Irwansyah. Dia menyelami musik-musik jadul ini sejak SD. Toko tempatnya berjualan sekarang adalah peninggalan sang ayah yang dia lanjutkan.

Saat berbincang dengan detikFinance pun dia mengenang kembali bahwa dulu harga piringan hitam masih Rp 500. Sekarang harganya ada yang sudah menyentuh jutaan rupiah. Ini juga menjadi bukti kejayaan bisnis musik judul belum pudar malah semakin bersinar.

"Saya ikut orang tua dari kelas 4 SD, tahun 85. Harga ginian (piringan hitam) dulu masih Rp 500, sekarang sudah bisa ratusan sampai jutaan," tambahnya.


(dna/dna)

Hide Ads