Setahun Berjalan, Apa kabar Program Bekerja Kementan?

Setahun Berjalan, Apa kabar Program Bekerja Kementan?

Robi Setiawan - detikFinance
Minggu, 30 Jun 2019 15:20 WIB
Foto: Dok Kementerian Pertanian
Jakarta - Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) Kementerian Pertanian (Kementan) sudah setahun berjalan. Kementan pun mengklaim bantuan ternak ayam yang tersalur, umumnya sudah menghasilkan telur yang dapat dijual untuk menambah penghasilan keluarga.

"Dalam jangka pendek, melalui penyaluran bantuan untuk kegiatan usaha budidaya ayam dan hortikultura, kami berharap terjadi peningkatan produksi komoditas pertanian sehingga masyarakat desa pada akhirnya bisa keluar dari kemiskinan," kata Ketua Program Bekerja, Nasrullah dalam keterangan tertulis, Minggu (30/6/2019).

Nasrullah menjelaskan, pada 2018 program Bekerja dilaksanakan di 776 desa yang ada di 10 provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Total sebanyak 200 ribu Rumah Tangga Miskin (RTM) telah merasakan langsung manfaat dari kegiatan program ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya pada 2019 sesuai yang diamanatkan dalam Permentan nomor 14 Tahun 2019 tentang Pedoman Program Bekerja Berbasis Pertanian Tahun Anggaran 2019, cakupan wilayahnya pun diperluas hingga menjadi 23 provinsi.


Agar tepat sasaran, sambungnya, penetapan RTM sebagai penerima manfaat program tetap harus dilakukan dengan sangat selektif. Data RTM yang didapat diverifikasi lagi di lapangan oleh petugas untuk memastikan apakah memang benar-benar layak ditetapkan sebagai penerima bantuan Program Bekerja.

"Dalam pelaksanaannya kami juga menjalin kerja sama dengan banyak institusi terkait, antara lain kami sudah menandatangani MoU dengan pihak Kementerian Desa PDTT, karena diharapkan nantinya BUMDes-BUMDes bisa ikut berperan dalam pemasaran telur yang dihasilkan masyarakat," ujarnya.

Melalui program Bekerja, menurutnya setiap RTM mendapatkan paket bantuan terdiri dari biaya pembuatan kandang ayam, 50 ekor bibit ayam/bebek, pakan berkualitas tinggi, serta bantuan bibit tanaman hortikultura dan bibit tanaman perkebunan.

Ia pun menekankan, khusus menyangkut penyaluran bantuan ternak yang merupakan tanggung jawab dari Ditjen PKH, sejauh ini pelaksanaannya berjalan lancar. Pada 2018 bibit ayam (DOC) lokal yang dibutuhkan cukup tersedia dan seluruhnya sudah tersalurkan. Sedangkan tahun ini masih dalam proses untuk disalurkan ke RTM terpilih.

Sebagaimana 2018, pelaksanaan program Bekerja 2019 terkait dengan usaha peternakan masih tetap melibatkan partisipasi aktif Unit-unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Ditjen PKH, untuk melaksanakan kegiatan pendampingan RTM penerima bantuan di daerah. UPT melakukan pendampingan dan pembinaan mulai dari pembangunan kandang, pemeliharaan ayam, sampai aktivitas pemanenan hasil.

BBIB Singosari dan Pusvetma adalah dua UPT yang diberi tanggung jawab sebagai satuan kerja (satker) pelaksana untuk provinsi Jawa Timur, BBPTU-HPT Baturraden dan BBVet Wates untuk Jawa Tengah.

Adapun UPT lain yang dilibatkan yakni BVet Subang bertanggung jawab untuk wilayah Banten, BBVet Denpasar (Gorontalo), BBVet Maros dan BIB Lembang untuk Provinsi Sulawesi Selatan, BVet Banjarbaru (Sulawesi Barat), BPTU-HPT Sapi Bali (Sulawesi Tenggara).

Selain itu ada pula BPTU-HPT Padang Mengatas (Bengkulu dan Sumatera Barat), BVet Bukittinggi (Kep. Riau dan Sumatera Selatan), BVet Medan (Sumatera Utara), serta BPTU-HPT Pelaihari ditetapkan sebagai Satker pelaksana untuk Provinsi Kalimantan Selatan.


Sementara itu, Kepala Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Soeharsono menyebutkan program Bekerja kini sudah berada pada tahap pengembangan di berbagai daerah.

"Kita tengah mempersiapkan pengganti indukan (di masyarakat) yang diikuti dengan kegiatan pembibitan kembali di tingkat rumah tangga miskin," ujar Soeharsono.

Ia menambahkan, dalam tahap pengembangan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan BUMDes. Dengan demikian, program Bekerja masuk dalam program kerja BUMDes, sehingga kegiatan tersebut bisa di-cover desa.

BUMDes nantinya memanfaatkan telur tetas dari RTM kemudian didistribusikan kembali untuk program desa. Selain menetaskan dan membibitkan, menurutnya kemandirian pakan juga didorong agar bisa memberdayakan pakan lokal sebagai bahan baku pakan ayam KUB.

"Balitbang Pertanian membuat model untuk menghidupkan kembali program bantuan pengolahan, untuk memproduksi pakan berbasis bahan lokal. Tahun 2019 ini dalam tahap implementasi," tuturnya.


(prf/hns)

Hide Ads