Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin) Ketut Kariyasa menyampaikan, catatan tersebut merefleksikan peran penting dan strategis sektor pertanian dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Peran tersebut ditunjukkan oleh kontribusinya yang positif dalam neraca perdagangan Indonesia empat tahun terakhir.
Indonesia sendiri, kata Kariyasa, jadi pemasok terbesar komoditi lemak, minyak hewani nabati dan nabati serta produk turunannya ke Spanyol, bahkan Indonesia sudah juga memulai ekspor komoditas hortikultura seperti nenas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, untuk terus meningkatkan kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, selain terus mendorong investor untuk berinvestasi pada sektor pertanian, Kementerian Pertanian juga terus berupaya memperkuat kapasitas produksi dalam negeri dan mendorong peningkatan ekspor produk pertanian ke berbagai negara.
"Melalui upaya-upaya ini diharapkan peran dan kontribusi sektor pertanian akan semakin meningkat, dan pada saat yang sama juga diharapkan kesejahteraan keluarga petani yang jumlahnya lebih dari 65% penduduk Indonesia semakin membaik," jelas Kariyasa
Diketahui, berdasarkan catatan Pusdatin Kementan, selama periode 2014-2018 volume ekspor produk pertanian Indonesia ke Spanyol tumbuh luar biasa, yaitu 24,0% atau tumbuh rata-rata 6,3% per tahun, dari sebanyak 1,0 juta ton tahun 2014 meningkat menjadi 1,24 juta ton tahun 2018.
Demikian juga dengan nilai ekspor, tumbuh spektakuler 20,7% atau tumbuh rata-rata 6,7% per tahun, dari Rp 9,75 Triliun tahun 2014 meningkat menjadi Rp 11,76 Triliun tahun 2018.
Surplus neraca perdagangan produk pertanian Indonesia ke Spanyol juga tumbuh spektakuler. Dalam bentuk volume, selama 2014-2018 surplus neraca perdagangan produksi pertanian Indonesia tumbuh 23,50% atau tumbuh rata-rata 6,40% per tahun, dari 996,7 ribu ton tahun 2014 meningkat menjadi 1,23 juta ton tahun 2018.
Hal yang sama juga terjadi dalam bentuk nilai, di mana surplus neraca perdagangan produk pertanian Indonesia ke Spanyol tumbuh positif 20,06%. Atau tumbuh rata-rata 6,80% per tahun, dari Rp 9,43 Triliun tahun 2014 menjadi Rp 11,42 Triliun tahun 2018.
(idr/idr)