"Bursa inovasi desa ini penting. Tentunya kita lihat tadi desa-desa yang inovasinya bagus, sekarang BUMDes-nya membayar pajak lebih besar daripada dana desanya. Makanya kita bersama Bank Dunia ada program Bursa Inovasi Desa untuk menyediakan fasilitator agar mengajak masyarakat menggali ide-idenya," ujar Eko di sela-sela acara Workshop Pengawasan Program Inovasi Desa, di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Eko mencontohkan desa-desa yang telah berinovasi seperti Desa Kutuh di Bali. Saat ini BUMDes Desa Kutuh dengan pengelolaan dana desanya bisa mendapat keuntungan bersih Rp 17 miliar dari pendapatan Rp 54 miliar. Selain itu, BUMDes ini dapat menyerap banyak pengangguran di Desa Kutuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau semua desa-desa bisa seperti itu semua, maka Indonesia bisa menjadi negara maju, " ujarnya.
Meski demikian, Eko menyadari hal itu memang tidak mudah, karena itu perlu ada pendampingan yang baik. Pihaknya pun membentuk Tim Inovasi Kabupaten (TIK) sebagai pelaku dalam menciptakan inovasi Desa serta diawasi oleh Satgas Desa.
Selain itu, untuk memperluas agar desa-desa di seluruh Indonesia dapat berinovasi Kemendes juga mendokumentasikan hasil dari inovasi desa yang sudah baik.
"Bursa Inovasi Desa ini tujuannya pertama mengajak masyarakat untuk berinovasi. Kedua inovasi tersebut kita dokumentasikan baik dalam bentuk video maupun tulisan," ujarnya.
Menurut Eko, dokumentasi yang paling efektif untuk merangsang masyarakat agar mencontoh desa yang inovatif adalah lewat video. Video tersebut dapat diunggah lewat YouTube sehingga bisa dipelajari oleh desa-desa lain tanpa perlu memikirkan lagi inovasi baru lainnya.
"Paling bagus kita dokumentasikan dalam bentuk video. Sekarang juga sudah ada YouTube, nah kita upload dokumen tersebut. Sekarang sudah ada 11 ribu dokumen baik tulisan atau video. Sehingga masyarakat lainnya tinggal download saja, melihat saja," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kemendes juga memberikan penghargaan kepada desa-desa yang inovatif dan juga telah menjadi Desa dengan tata kelola penggunaan dana desa terbaik. Keenam Pemenang penghargaan tersebut adalah Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, Kabupaten Bone Gorontalo, Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara, Kabupaten Pasang Kayu Sulawesi Barat, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, dan Kabupaten Pesawaran Lampung.
Untuk mengetahui informasi lainnya dari Kemendes PDTT, klik di sini.
(prf/hns)