Dana Desa untuk Ngecat Hingga Bikin Pagar, Mendes: Tidak Produktif!

Dana Desa untuk Ngecat Hingga Bikin Pagar, Mendes: Tidak Produktif!

Akfa Nasrulhaq - detikFinance
Kamis, 04 Jul 2019 17:30 WIB
Foto: Kemendes PDTT
Jakarta - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar Workshop Pengawasan Program Inovasi Desa (PID). Acara dengan tema 'Pengawasan Program Inovasi Desa dalam rangka meningkatkan efektivitas pemanfaatan Dana Desa' ini digelar selama 3 hari sejak 3-5 Juli 2019 di Hotel Sultan, Jakarta.

Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo, mengatakan Kemendes PDTT merancang Program Inovasi Desa ini untuk mendorong dan memfasilitasi penguatan kapasitas desa yang berorientasi untuk memenuhi pencapaian target RPJM melalui peningkatan produktivitas perdesaan.

Dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa diamanahkan bahwa desa diberikan kewenangan untuk menggunakan dana desa. Saat ini karena masa transisi, pihaknya masih menerapkan aturan untuk membatasi agar penggunaannya bisa lebih produktif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetap kewenangan ada di desa, tapi mana yang boleh dan tidak boleh itu kita atur. Karena pengalaman tahun 2015, dana desa kita bebaskan tapi banyak yang dibagi-bagi, banyak yang dipakai buat ngecat, bikin pagar sehingga tidak produktif dan tidak ada impact-nya yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa," ujar Eko dalam sambutannya dalam acara Workshop Pengawasan Program Inovasi Desa, di Jakarta, Kamis (4/7/2019).


Eko menambahkan, Pemerintah berharap dana desa ini karena saat ini menjadi sumber utama pembangunan desa dapat memberikan stimulus untuk pertumbuhan ekonomi desa. Sehingga ekonomi desa bisa berkembang dan membuat lembaga ekonomi yang bisa memberikan pendapatan kepada desa.

"Dan ini sudah terbukti, seperti di Desa Kutuh di Bali, itu BUMDes-nya dapat keuntungan bersih Rp 17 miliar dari pendapatan Rp 54 miliar. Dan BUMDes dapat menyerap seluruh pengangguran di Desa Kutuh," ujarnya

Oleh karena itu, lanjut Eko, maka pentingnya inovasi-inovasi dalam memanfaatkan dana desa untuk bisa mempunyai nilai tambah. Sehingga desa-desa ke depannya mempunyai pendapatan yang jauh lebih besar daripada dana desa yang diberikan oleh Pemerintah.

"Semoga workshop ini menghasilkan hal-hal yang bagus. Semoga inovasi desa ini benar-benar bisa terus berkembang. Sehingga penggunaan dana desa bisa membuat dana desa bukan jadi utama sumber pembangunan desa, tapi jadi stimulus pembangunan desa karena mampu menghasilkan aktivitas ekonominya sendiri," pungkasnya.

Sementara itu, Plt. Inspektur Jenderal Ansar Husen mengatakan Kemendes PDTT telah melaksanakan Program Inovasi Desa (PID) dengan anggaran dari Bank Dunia, yang telah menjangkau seluruh Kabupaten di 33 Provinsi, kecuali DKI Jakarta.

"Melalui Program ini diharapkan tumbuh inovasi dan kreativitas oleh desa di bidang infrastruktur, kewirausahaan dan pemberdayaan SDM dalam rangka pemanfaatan dana desa yang lebih optimal. Inovasi yang muncul dari suatu desa akan ditularkan ke desa lainnya yang mempunyai potensi untuk dapat melaksanakannya. Kegiatan ini dilakukan melalui Bursa Inovasi Desa yang dilaksanakan di setiap Kabupaten," terangnya.


Ansar menjelaskan kegiatan Workshop Pengawasan ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan Program Inovasi Desa, meningkatkan partisipasi pelaku inovasi desa dalam pengendalian dan menindaklanjuti hasil pengawasan Program Inovasi Desa (PID).

Penerima manfaat pelaksanaan workshop pengawasan ini adalah Tim Inovasi Kabupaten (TIK) terkait Program Inovasi Desa di daerah dalam hal tercapainya koordinasi dan evaluasi hasil-hasil pengawasan Program Inovasi Desa.

Lebih lanjut Ansar menjelaskan, workshop ini juga memberikan pengajaran pada pengawas di daerah dalam melakukan pengawasan penggunaan dana desa lewat inovasi desa apakah penggunaan dana desa tersebut sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku di daerah tersebut.

Di acara ini pula juga akan dinilai apakah masyarakat sudah dapat mempraktikkan ilmu pengetahuan dan pelatihan kemampuan (skill) yang didapatkan dan apakah telah terjadi peningkatan penghasilan masyarakat desa sebagai penggiat inovasi.


(idr/hns)

Hide Ads