Tenaga manusia kini sudah bisa digantikan oleh mesin atau robot. Namun, apakah selama implementasi non tunai di gerbang tol memberikan banyak hal positif atau justru malah banyak hal negatifnya?
Beberapa pengamat menilai implementasi transaksi non tunai atau hanya tap kartu elektronik di jalan tol banyak memberikan hal positif. Piter Abdullah Redjalam, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyebutkan hal positif dari transaksi non tunai di gerbang tol adalah tidak adanya antrean.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, transaksi non tunai juga membuat masyarakat pengguna menjadi lebih disiplin dan mendalami pasar keuangan dengan memiliki uang elektronik.
"Saya kira jelas akan banyak berdampak positif terhadap perekonomian. Kelancaran pembayaran akan berdampak positif terhadap perekonomian," kata Piter kepada detikFinance, Jakarta, Jumat (5/7/2019).
Begitu juga kata Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, dirinya menilai transaksi non tunai lebih banyak positifnya dibandingkan dengan negatifnya.
"Jadi kalau non tunai itu dari kebiasaan orang menukarkan di gerbang tol mengakibatkan penundaan dan lama. Tapi kalau dengan kartu penundaan itu tidak terjadi karena biasanya waktu tapping hanya butuh satu sampai tiga detik," kata Darma.
Baca juga: Nasib Penjaga Gerbang Tol Pasca Non Tunai |
Sedangkan sisi negatifnya, mereka berdua sepakat bahwa dengan non tunai maka ada korban, yakni para penjaga pintu tol. Namun, hal tersebut mampu diatasi dengan kebijakan para perusahaan operator jalan tol yang memberikan kesempatan pindah ke bagian yang lain.
Meski demikian, mereka berdua juga sependapat bahwa layanan transaksi diseluruh gerbang tol harus ditingkatkan lagi. Seperti menerapkan teknologi yang lebih tinggi.
Menurut Darma, teknologi yang mampu meningkatkan layanan transaksi di gerbang tol adalah on board unit (OBU) e-toll yang menempel di setiap jenis mobil.
"Jadi orang tidak perlu tap lagi, di jalan tol tinggal lewat saja. Konsekuensinya ke depan industri otomotif harus didorong ketika menjual mobil sudah ada OBU," jelas dia.
(hek/das)