Esther mengatakan pidato Jokowi menggambarkan ekonomi dunia dalam persaingan yang sengit. Perekonomian dunia bagaikan 'winter' dalam film Game of Thrones. Namun, Eshter mengatakan sebetulnya Indonesia negara tropis dan tidak punya musim dingin.
"Pak Jokowi lupa bahwa Indonesia tidak memiliki musim winter, kita sebagai negara tropis mempunya musim panas yang datang seringkali," kata Eshter dalam pidato pembukaan diskusi tengah tahun Indef, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (16/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pidatonya, Jokowi seakan-akan mengatakan Indonesia bergantung pada pemimpin dunia. Dia mempertanyakan kenapa harus bergantung pada dunia, biarlah hanya ekonomi dunia yang terkena musim dingin alias winter.
"Pak Jokowi juga nilai seakan-akan kita bergantung dalam pemimpin-pemimpin dunia. Kami mempertanyakan kenapa harus bergantung, biarlah winter melanda ekonomi dunia tapi kita tidak punya winter," kata Eshter.
Eshter juga menyatakan bahwa Indonesia harus belajar dari Hobbit dalam film The Lord of The Rings. Tokoh tersebut meskipun kecil tapi berhasil menghancurkan cincin sakti yang diperebutkan banyak orang.
"Kami imbau bahwa pak presiden juga harus belajar dari metodologi epic lainnya, yakni Lord of The Rings. Hobit yang terlihat kecil dan biasa saja bisa menyelamatkan dunia," kata Eshter.
"Dari situ kita dapat petik bahwa meskipun kita negara kecil, kita tidak perlu bergantung dengan negara lain," tegasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menanggapi pernyataan Esther yang dinilai tidak relevan. Menurutnya, pernyataan Jokowi hanya metafora, bukan berarti di Indonesia ada musim dingin.
"Presiden Jokowi mengatakan winter is coming adalah sebuah metafora. Jadi bukan berarti di Indonesia ada musim dingin. Jadi tidak relevan begitu ya," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani menegaskan bahwa memang semangat nasionalis untuk bisa berdiri sendiri benar. Tapi, menurutnya dalam konteks perekonomian global, semua negara harusnya bekerja sama karena semuanya berbagi satu dunia yang sama.
"Mengenai ketidaktergantungan Indonesia terhadap kondisi ekonomi, saya rasa semangat nasional itu benar. Tapi kalau bicara global kurang tepat, semua negara itu saling, membutuhkan kita sharing dunia yang sama," tegas Sri Mulyani.
(ara/ara)