Penumpang pesawat diperkirakan akan meningkat hingga 30% seiring kebijakan penurunan harga tiket angkutan udara sebesar 50% pada jadwal penerbangan tertentu. Namun peningkatan itu dirasa belum seberapa.
Peningkatan tersebut berdasarkan perkiraan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita). Wakil Ketua Asita Budijanto Ardiansyah memprediksi permintaan terhadap tiket pesawat bakal tumbuh 20% sampai 30%.
"Kalau di jam-jam tertentu, hari-hari tertentu saja, saya rasa tidak akan bisa mendorong lebih banyak daripada 20% sampai 30% ya, menurut perkiraan saya," kata dia kepada detikFinance, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Harga tiket pesawat yang turun ini hanya berlaku untuk penerbangan Selasa, Kamis dan Sabtu dengan waktu keberangkatan pukul 10.00-14.00 waktu setempat. Kursi yang dialokasikan sebesar 30%.
Namun pihaknya masih perlu melihat satu sampai dua minggu ke depan mengenai dampak penurunan harga tersebut. Sementara ini pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah kebijakan tersebut efektif karena baru berakhir masa liburan sekolah.
"Jadi kita baru bisa dilihat pasca libur ini, satu-dua minggu lah, setelah ini baru bisa kita nilai apakah efektif atau tidak. Sekarang ini masih tercampur-campur dengan musim libur di mana orang-orang sebelumnya memang sudah holding tiket," tambahnya.
Sebagai gambaran, akibat tiket pesawat mahal terjadi penurunan pengguna angkutan udara. Hal itu tercermin saat musim lebaran 2019. Selama lebaran jumlah penumpang pesawat turun signifikan. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat terjadi penurunan sebesar 27% dibandingkan lebaran tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(zlf/zlf)