Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pihaknya akan terus memonitor dan mempersiapkan langkah-langkah antisipasi melihat kondisi di bulan Agustus.
"Kita menyadari bahwa ada kepentingan yang lebih pada kekeringan tahun ini. Dan kita terus memonitor dan menyiapkan langkah. Apa langkahnya? Kita mau lihat Agustus ini seperti apa," ujar Darmin usai menghadiri rapat koordinasi pengendalian inflasi 2019, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Darmin Minta Pemda Bisa Kreatif Jaga Inflasi |
"Kalau kekeringan kita sudah dengar dari BMKG kita masih terus mengikutinya jangan lupa panen raya yang akan terjadi pada Agustus. Kita akan lihat dari sini ke Agustus seperti apa pengaruhnya. Sekaligus kita menunggu apakah ada perkembangan terjadi lebih baik, atau lebih buruk," terangnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh pejabat negara termasuk menteri hingga gubernur untuk gerak cepat mengantisipasi risiko gagal panen akibat kemarau berkepanjangan. Hal itu diungkapkan saat membuka rapat terbatas (ratas) antisipasi dampak kekeringan, di Kantor Presiden, Jakarta Pusat.
"Kita harus mulai mengantisipasi kekeringan," kata Jokowi, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Menurut Jokowi, hal itu perlu segera diantisipasi. Sebab, kering selama 21 hari tanpa hujan masuk status waspada. Sedangkan 31 hari sebagai siaga, dan jika 61 hari tanpa hujan masuk status awas. Adapun wilayah yang mengalami kekeringan berkepanjangan sekarang adalah Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Yogyakarta, Bali NTB, NTT.
"Oleh karena itu saya minta para menteri dan kepala lembaga, gubernur untuk turun melihat langsung ke lapangan dan segera melakukan langkah antisipasi, mitigasi terhadap dampak kekeringan ini," jelas Jokowi.
(fdl/fdl)