Kurangi Polusi Jakarta dengan Naik Angkutan Umum, Efektifkah?

Kurangi Polusi Jakarta dengan Naik Angkutan Umum, Efektifkah?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 30 Jul 2019 10:00 WIB
Kurangi Polusi Jakarta dengan Naik Angkutan Umum, Efektifkah?
Foto: Rifkianto Nugroho
Andy juga memberikan simulasi naik kendaraan umum atau kendaraan pribadi dengan kasus rumah di Depok dan bekerja di kawasan Sudirman. Katanya, dalam setiap perjalanan ke tempat kerja juga harus dilakukan perhitungan. Hal ini untuk mengetahui berapa banyak biaya yang dibutuhkan setiap bulannya.

Andy menjelaskan misalnya si A kredit motor pribadi dengan uang muka Rp 1 juta dan cicilan Rp 1 juta setiap bulan selama 23 bulan.

"Kalau motor harus diisi bensin juga dong, kira-kira Rp 200 ribu, lalu parkir juga Rp 200 ribu. Berarti total sebulan keluar Rp 1,4 juta. Itu di luar biaya cuci motor, maintenance, penyusutan harga kendaraan dan tenaga," kata Andy.

Kemudian dia mencontohkan, jika naik ojek online dari Depok Town Square (Detos) ke Chase Plaza di Sudirman saat rush hour kira-kira tarifnya Rp 57.000 x 2 PP x 22 hari kerja. Totalnya sudah Rp 2,5 juta tapi sudah all in dan penumpang tinggal duduk manis.

"Bila mau lebih irit dan cepat bisa pilih naik KRL dari stasiun dekat Detos Pondok Cina Rp 3.000 lalu turun di stasiun Sudirman naik lagi bus transjakarta Rp 3.500. Ini artinya PP sekitar Rp 15.000 dikalikan 22 hari totalnya Rp 330.000. Di sekitar Sudirman juga ada bus gratis berkode GR, kalau naik bus ini berarti sehari hanya Rp 7.000 kan lebih murah sebulan hanya keluar Rp 154.000," imbuh dia.

Andy mengungkapkan, memang angka ini tidak bisa disamaratakan dengan semua masyarakat. Karena tidak semuanya tinggal di dekat stasiun dan memiliki akses kendaraan umum yang baik.

Hide Ads