Perang Dagang AS-China Masih Jadi 'Musuh Besar' Ekonomi RI

Perang Dagang AS-China Masih Jadi 'Musuh Besar' Ekonomi RI

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 30 Jul 2019 15:02 WIB
Momen Dinanti Dunia! Trump-Xi Jinping Berunding Perang DagangFoto: Reuters
Jakarta - Hasil evaluasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyebutkan kondisi pasar keuangan di Indonesia masih stabil. Namun, pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) tetap waspada terhadap dampak gejolak ekonomi global.

Apa saja yang diwaspadai? Pertama, masih berlangsung ketegangan dagang China dan Amerika Serikat dan ini melebar ke negara-negara eksportir.

"Faktor ini melemahkan perdagangan internasional dan akibatkan prospek ekonomi global," ujar Sri Mulyani usai rapat KSSK di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (30/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kedua, International Monetary Fund (IMF) memangkas pertumbuhan dunia 0,5% dari GDP. Ketiga, tensi tinggi perdagangan antara Jepang dan Korea Selatan.

Keempat, ekonomi global yang lemah dan ketegangan yang terjadi telah menekan harga komoditas termasuk minyak dan gas.

Selain eksternal, faktor internal yang perlu diwaspadai adalah defisit neraca perdagangan yang masih 'menghantui' ekonomi Indonesia.

"Kita juga akan melihat terutama kinerja sektor riil pasca 2018 yang kita harapkan harus mendapatkan suatu momentum pada semester II, tantangan itu akan kami terus pantau," terang Sri Mulyani.


Oleh karena itu, kata Sri Mulyani, KSSK terus memperkuat koordinasi antar lembaga dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Kebijakan dilakukan fiskal di Kementerian Keuangan kemudian moneter di bawah BI dan makroprudensial dan keuangan dan lembaga keuangan di bawah OJK, tentu dengan LPS sesuai undang-undang," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.


(hek/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads