Namun, yang menjadi super prioritas adalah lima destinasi, mulai dari Toba, Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika, dan Manado.
Saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke sejumlah destinasi di wilayah Danau Toba, muncul formula atau strategi baru yang bisa mengebut pengembangan lima 'Bali' baru ini. Yaitu, storynomics tourism.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu cara kerja Storynomics Tourism, kata Irfan adalah memperkenalkan nilai-nilai sejarah dari kawasan pariwisata di lima Bali baru ini. Menurut dia, sejauh ini minim sekali informasi mengenai sejarah budaya di masing-masing destinasi pariwisata tanah air.
Melalui storynomic tourism, Irfan mencontohkan, pihaknya akan memanfaatkan fakta sejarah bahwa Toba merupakan hasil dari letusan gunung berapi maha dahsyat nomor ketiga di dunia. Bahkan, gunung berapi ini pernah menyusutkan 60% populasi pada saat itu.
"Selain itu, storynomics tourism juga perlu mengangkat budaya Batak yang begitu luar biasa yang selama ini kurang terbangun narasinya dengan baik," tambahnya.
Tidak hanya itu, Irfan juga akan memanfaatkan kepedulian dan pengalaman para wisatawan terhadap lokasi pariwisata, baik testimoni positif maupun negatif untuk dijadikan sumber informasi yang menarik bagi para wisatawan ke depannya.
Saat ini, kata Irfan, pihaknya telah berhasil memetakan sekitar 28 titik destinasi wisata di kawasan Toba yang akan dibagi ke dalam empat klaster. Ke depannya, empat klaster tersebut akan dibantu untuk mempersiapkan kebutuhan aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A).
"Targetnya, semua akan dipersiapkan selama enam bulan ke depan dan siap untuk dipasarkan dalam musim liburan akhir tahun," ungkap dia.
(hek/ara)